![]() |
Peserta pertemuan Bakohumas di Tangerang. (Foto: Istimewa) |
NET - Menjelang Pemilihan Presiden
(Pilpres) 2019, Dinas Komunikasi Informatika Statstik dan Persandian Provinsi
Banten menyelenggarakan kegiatan pertemuan Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat
(Bakohumas) guna menekan angka pemberitaan hoax serta ujaran kebencian yang ada
provinsi banten.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di
gedung Bupati, Kawasan Pemerintahan Kabupaten Tangerang, Tigaraksa, Kabupaten
Tangerang, Rabu (26/09/2019).
Dalam acara pertemuan Bakohumas
bertemakan “Literasi Informasi Menjelang Pilpres 2019” ingin mendorong seluruh
praktisi Humas yang ada di Provinsi Banten. Hal guna mengantisipasi munculnya berbagai
macam kejahatan cyber seperti pemberitaan hoax dan ujaran kebencian yang akan
muncul seiring masa kampanye dari 23 September 2018 hingga 13 April 2019.
Pada kesempatan ini, Kepala Dinas
Komunikasi Informatika Statstik dan Persandian Provinsi Banten Komari mengatakan
Pemerintah Provinsi Banten akan menanggapi serius segala bentuk kejahatan cyber
yang terjadi menjelang Pilpres 2019. Segala usaha Pemerintah Provinsi Banten
adalah upaya guna menyukseskan Pilpres 2019 bersih, aman, dan damai.
“Instruksi langsung dari Gubernur
Provinsi Banten Bapak Wahidin Halim bahwasannya isu-isu menjelang Pilpres 2019
janganlah dipandang sebelah mata. Potensi perpecahan di masyarkat sangatlah
besar bilamana kita lengah dalam mencegah kejahatan cyber,” ujar Komari.
Kepala bidang aplikasi dan
komunikasi publik Dinas Komunikasi Informatika Statstik dan Persandian Provinsi
Banten H. Amal Herawan Budhi dalam materinya menyampaikan generasi yang
memegang peranan penting dalam penyebaran informasi saat ini ialah generasi
melanial. Generasi muda Indonesia rentang usia 15 sampai dengan 21 tahun,
generasi yang memiliki aktivitas internet yang sangat tinggi.
“Penyebaran berita hoax serta
ujaran kebencian sanggat rentan pada generasi ini. Proses penyaringan yang
rendah menjadikan generasi melanial menjadi sasaran empuk bagi para pelaku
penyebaran berita hoax dan ujaran kebencian tersebut,” ucap Amal.
Yopy Perdana Kusuma, narasumber
lainnya, menyebutkan dalam menanggulangi bertia hoax dalam persiapan Pilpres
2019 ialah dengan secara teliti memfilter setiap berita yang masuk serta
pengawasan dari pemerintah. Selain itu, tidak mudah terprovokasi adalah kunci
penting dalam menahan laju propaganda dari pemberitaan hoax dan ujaran
kebencian.
Dalam kesempatan yang sama, Wahyu
Agung Permana dari Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
Republik Indonesia (Kemenko Polhukam) RI menyebutkan Sistem Informasi Manajemen
Aset Negara (SIMAN) menjadi unggulan berdasarkan instruksi dari Presiden RI
Joko Widodo.
“Visi dan misi SIMAN ialah
membangun informasi media sosial aparatur negara yag sinergis, serta ekosistem
media sosial nasional Indonesia yang tahan dan aman serta melindungi
kepentingan nasional di bidang media sosial,” ujar Wahyu Agung. (*/pur)
0 Comments