Walikota Tangerang Arief R. Wismansyah: proses panjang. (Foto: Istimewa) |
"Intinya, kita ingin
menyederhanakan proses birokrasi yang ada dengan mengintegrasikan semua
aplikasi yang telah terbangun," ujar Walikota Tangerang Arief R.
Wismansyah saat memimpin Rapat Integrasi e-gov di Ruang Rapat Walikota, Pusat
Pemerintah Kota Tangerang, Jalan Satria Sudirman, Selasa (10/7/2018).
"Dan semua berkas harus segera
didigitalisasikan," imbuhnya.
Arief menjelaskan integrasi sistem
e-gov menjadi jawaban atas berbagai persoalan yang dihadapi selama penerapan
sistem smart city di Kota Tangerang.
"Ini merupakan hasil dari
evaluasi yang telah kami lakukan terhadap berbagai aplikasi yang telah
terbangun," ucapnya.
Selama ini, menurut Arief, proses
administrasi keuangan contohnya, memerlukan proses yang panjang dalam hal
perencanaan, penganggaran, dan juga proses pencairannya.
"Jadi selama ini terkesan
lama karena proses input datanya yang berulang belum lagi proses verifikasinya,"
papar Arief mencontohkan.
Demikian pula dengan pelayanan
publik, baik itu terkait pendidikan, kesehatan maupun perizinan dan
administrasi kependudukan, Arief berharap ke depan hanya cukup satu aplikasi
yang terintegrasi yang bisa memudahkan akses masyarakat terhadap layanan publik
yang ada.
"Jadi tidak perlu lagi bawa
foto copy KTP (Kartu Tanda Penduduk-red) atau KK (Kartu Keluarga-red), atau
berkas lain, karena semuanya itu kan sudah ada di database jadi tinggal tarik saja
datanya," terangnya.
Mau perizinan tinggal ketik nama
datanya, kata Arief, semua muncul. Demikian pula ketika mau daftarin anak
sekolah atau ke rumah sakit pemerintah. “Tidak perlu isi formulir pendaftatan dan
bawa berkas lagi," imbuhnya.
Arief mengatakan sehingga melalui
integrasi aplikasi e-gov ini diharapkan tidak ada lagi proses birokrasi yang
berbelit, yang berbiaya tinggi dan terkesan ribet karena harus bawa berkas yang
banyak.
"Saya kalau berkunjung ke
ruang kerja pegawai, meja kerjanya pada berantakan karena berkas yang menumpuk.
Dan ada OPD (Organisasi Perangkat Daerah-red) yang harus menyewa gudang hanya
untuk menyimpan berkas yang sebenarnya bisa didigitailisasi," ucap Arief.
Dan melalui full integrasi
aplikasi e-gov ini, Arief berharap tidak
ada lagi berkas yang menumpuk dan keterlambatan pelayanan publik karena
berkasnya terselip. Karena semuanya bisa diakses secara online.
Arief menegaskan jika sistem
tersebut bisa diintegrasikan maka akan ada efisiensi baik dari sisi publik
sebagai user maupun dari sisi anggaran pemerintah daerah sebagai operator.
"Karena tidak ada lagi biaya
buat belanja ATK (Alat Tulis Kantor-red), karena sudah paperless. Masyarakat
juga tinggal klik aplikasi untuk mendapatkan layanan yang tersedia, tidak perlu
repot mikirin cuti kerja atau biaya ojek. Karena bisa diakses di rumah atau di
tempat kerjanya," pungkas Arief. (man)
0 Comments