![]() |
Pengurrtus dan anggota Forum Wartawan Maritim Indonesia (Forwami); bila perlu setiap bulan sekali dilaksanakan diskusi tentang pelabuhan. (Foto: Dade Fachri/tangerangnet.com) |
NET - Peningkatan daya saing
industri logistik nasional sudah menjadi keniscayaan di tengah semakin
kompetitifnya biaya logistik internasional. Dibandingkan dengan negara di Asia
seperti Jepang, Korea, maupun China, ongkos logistik di Indonesia masih
tergolong tinggi, Selasa (10/4/2018).
Direktur Pembinaan Anak Perusahaan
Pelindo II/IPC, Riri S Jetta mengatakan karena itu, dalam peringkat indeks
logistik, Indonesia pun masih berada dibawah negara-negara tersebut. Kondisi
ini mendorong Pemerintahan Presiden Jokowi untuk terus berupaya menurunkan
biaya logistik.
“Pembangunan infrastruktur
besar-besaran dilakukan Pemerintah untuk mendorong penurunan biaya logistik
tersebut. Pemerintah juga membangun sejumlah Pusat Logistik Berikat (PLB)
terutama di Kawasan Timur Indonesia. Selain itu, menerbitkan sejumlah regulasi
untuk mendorong penurunan biaya logistik tersebut,” ujar Riri.
Pada tataran praktis, kata Riri, PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) atau
IPC sebagai operator pelabuhan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga telah
melakukan upaya yang sama. Salah satunya dalam bentuk pengoperasian Container
Freight Station (CFS) di Pelabuhan Tanjung Priok.
Seperti diketahui, CFS merupakan
fasilitas penyimpanan kontainer impor berstatus less than container load (LCL)
yang masih dalam pengawasan kepabeanan. Keberadaan CFS dimaksudkan untuk
memperlancar arus barang dan pengurusan dokumen pelabuhan.
Dengan fasilitas tersebut, kata
Riri, diharapkan biaya impor bisa dipangkas hingga 10 persen. Mengapresiasi
langkah yang dilakukan IPC tersebut, Forum Wartawan Maritim Indonesia (Forwami)
menggelar diskusi tentang peran CFS Center dalam mendorongan penurunan biaya
logistik di pelabuhan, Rabu (11/4/2018) di Sunter Jakarta Utara.
"Kami berharap kegiatan
diskusi ini bisa memberikan pemahaman yang lebih utuh tentang peran CFS Center
sehingga terwujud kerja sama yang sinergis di antara semua pihak dalam
menurunkan biaya logistik khususnya di pelabuhan,” ujar Ketua Umum Forum
Wartawan Maritim (Forwami) Damas Jati.
Selain itu, kata Damas, kegiatan
tersebut juga dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang CFS Center yang
merupakan bagian penting perwujudkan visi pembangunan digital port Pelindo II.
Diskusi yang akan dibuka Direktur
Pembinaan Anak Perusahaan Pelindo II/IPC, Riri S Jetta tersebut, menghadirkan
sejumlah narasumber antara lain Kepala Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, Arief
Toha Tjahjagama, Kepala KPU Bea Cukai Tanjung Priok, Dwi Teguh, serta General
Manager Pelabuhan Tanjung Priok, Mulyadi.
Dari kalangan asosiasi pengguna
jasa, kata Damas, akan hadir Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto, Ketua Umum ALFI
Yuki Hanafi, dan Ketua Umum Ikatan Eksportir Importir Indonesia Amalia.
Bagi Forwami, penyelenggaraan
diskusi tersebut merupakan pelaksanaan program kerja organisasi dalam menyikapi
berbagai isu khususnya yang terkait dengan pelabuhan, pelayaran maupun logistic,
imbuh Damas.
"Mudah-mudahan kegiatan ini
bisa secara rutin kami selenggarakan setiap bulan dengan berbagai topik
khususnya pada ketiga sektor tersebut,” ujarnya.
Damas berharap, berbagai kegiatan
diskusi tersebut mendapat dukungan dari semua pihak terkait. (dade)
0 Comments