![]() |
Gubernur Banten H. Wahidin Halim bersama sejumlah anak. (Foto: Istimewa/UAD) |
NET – Pemerintah Provinsi (Pemprov)
Banten melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Kependudukan dan
Keluarga Berencana (DP-3AKKB) Provinsi Banten melaunching Perlindungan Anak
Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) di Pendopo Gubernuran, Kawasan Pusat
Pemerintah Provinsi Banten (KP-3B), Curug, Kota Serang, Jumat (23/3/2018).
Kepala Dinas DP3AKKB Provinsi Banten
Siti Ma’ani Nina menjelaskan PATMB merupakan sebuah gerakan dari jaringan atau
kelompok warga pada tingkat masyarakat yang bekerja secara terkoordinasi untuk
mencapai tujuan perlindungan anak.
“Ini adalah respon cepat terkait
dengan pencegahan kekerasan terhadap anak. Kita bantu dorong kabupaten dan kota
layak anak, menuju Provinsi Banten yang layak anak," ujar Nina.
Menurutnya, melalui PATBM ini
persoalan kekerasan terhadap anak bisa dihilangkan serta berkurangnya
faktor-faktor penyebab permasalahan dan risiko kekerasan terhadap anak yang
telah atau mungkin terjadi, baik pada anak, keluarga, dan masyarakat.
“Maka sasaran dari kegiatan ini
adalah anak, orang tua, keluarga, dan masyarakat yang ada di wilayah PATBM
dilaksanakan,” ujar Nina seraya menyebutkan selain instansi pemerintah, banyak
unsur yang terlibat dalam kegiatan ini seperti tokoh agama, penegak hukum,
forum anak, lembaga layanan kesehatan, dan sebagainya.
Gubernur Banten H. Wahidin Halim
menngatakan banyaknya kasus kejahatan terhadap anak yang saat ini terjadi,
tidak terlepas dari kurangnya perhatian orangtua terhadap anak. Selain menjadi
korban aneka kejahatan, anak pun banyak mengalami hal buruk akibat lengahnya
orangtua dalam mengawasi aktivitas anak.
Gubernur berharap agar orangtua,
khususnya ibu, agar sepenuhnya mencurahkan perhatiannya kepada anak.
“Anak itu tergantung kepada
pendidikan keluarga. Kalau emak-nya kerja, bapaknya kerja, kadang-kadang
emak-nya selfie terus, anak lari-lari kemana-mana jangan harap jadi sesuatu.
Gara-gara banyak selfie anaknya nyebur ke kali. Jangan banyak selfie, perhatikan
anak,” pinta Wahidin Halim
Perhatian serta kasih sayang, kata
Gubernur, sangat penting bagi anak. Bukan hanya untuk menjaganya dari tindakan
kejahatan dan hal-hal buruk, namun juga untuk tumbuh kembang serta masa depan
anak tersebut.
“Coba, bangun hubungan komunikasi.
Paling penting hubungan keluarga. Penuhi kasih sayangnya. Kenapa tidak kita
yang didik, kenapa tidak kita berikan kasih sayang. Emak-nya kerja, diserahkan
ke asisten rumah tangga. Kita tidak tahu dikasih apa anak kita. Kita tidak tahu
susu yang kita beli benar-benar diberikan kepada anak kita atau tidak,” ucap
WH.
Saat masih kecil, pria yang kerap
disapa WH itu mengaku tumbuh ditengah perhatian yang sangat besar dari kedua
orangtuanya. Ibunya menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya, dan ayahnya seorang
guru. Hal ini membuatnya tidak kekurangan
perhatian dan kasih sayang dari orangtuanya.
“Saya bahagia, dibesarkan oleh ibu
yang tidak bekerja, ayah seorang guru. Setiap hari saya hidup bahagia, meski
saya susah, kadang makan dua hari sekali. Tidur satu tempat bareng. Nimba di
sumur bareng, tidak pernah putus hubungan setiap hari. Makan bareng, tidak
makan juga bareng. Komunikasi terbangun,” ucapnya.
PATBM, menurut Gubernur, merupakan
salah satu upaya Pemerintah untuk memberikan perlindungan kepada anak yang ada
di Banten. Namun menurutnya, program Pemerintah tetap memerlukan dukungan
masyarakat.
“Saya sudah bilang kepada Bu Nina (Kepala
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Kependudukan dan Keluarga
Berencana) untuk terus membuat program perlindungan anak, tapi harus yang
konkret,” pintanya. (*/ril)
0 Comments