Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Gubernur: BUMD Agrobisnis Banten Akan Untungkan Petani


Gubernur Banten H. Wahidin Halim (tengah) memperhatikan hasil produksi 
 pertanian olahan yang dipamerkan di halaman Hotel Trans  Luxury. 
(Foto: Syafril Elain/tangerangnet.com)  
NET  - Pemerintah Provinsi Banten dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) dengan agenda kerjasama perdagangan hasil komoditas pertanian antar daerah dianggap penting. Keinginan Banten untuk memajukan dalam bidang agrobisnis karena potensi menunjang dan akan menguntungkan petani.

"Saya pada Rakernas kali ini bakal fokus membicarakan konektivitas dan sinergitas antar provinsi di Indonesia dalam bidang agrobisnis," ujar Gubernur Banten H. Wahidin Halim kepada wartawan ditemui di Trans Luxury Hotel, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (23/2/2018).

Dalam Rakernas itu, APPSI  memetakan kembali potensi setiap provinsi di Indonesia. “Kita akan bertukar kebutuhan seperti daging sapi banyak dipakai masyarakat pulau Jawa dari wilayah Nusatenggara Tenggara Timur,” tutur Wahidin.

Banten untuk saat ini, kata Gubernur, belum konsentrasi mengembangkan budidaya sapi potong. Tetapi Banten sejatinya banyak mempunyai komoditas pertanian yang dibutuhkan masyarakat luar daerah.

Hanya, kata Wahidin, belum mampu dioptimalkan. Sekarang eranya untuk dibikin perubahan mengangkat derajat petani.

Menurut Wahidin, kalau Peraturan Daerah (Perda) Badan Usaha Milik Daerah  (BUMD) Agrobisnis yang sedang dibahas bersama DPRD Banten sudah rampung, potensinya akan baik bagi pertanian dan juga program APPSI.

"Banten mempunyai banyak komoditas andalan. Jagung, kedelai, cabai, dan banyak lagi. Nanti polanya memberikan bantuan pupuk dan penyuluhan kepada petani. Hasil panen petani, kita serap dengan harga bersaing," kata Wahidin yang akrab disapa WH.

Maka ke depan akan memotong jalur tengkulak yang kerap merugikan petani. Ini bagus untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat Banten dahulu. "Maka itu ke depan juga Banten akan mempunyai Pasar Induk. BUMD Agrobisnis sudah ada tapi akan lebih bagus jika ditopang adanya Pasar Induk," terang WH.

Kalau kebutuhan pertanian Banten tercukupi maka  bisa dilakukan program kerjasama sektor perdagangan pertanian APPSI.

Acara yang berlangsung selama tiga hari sejak tanggal 21 hingga 23 Febuari 2018 tersebut dihadiri 33 Gubernur di seluruh Indonesia.

Dalam Rakernas kepala daerah tingkat 1 itu sempat menggelar  diskusi panel dilanjutkan  penandatanganan kesepakatan atau MoU tentang kerjasama perdagangan komoditas dan produk unggulan antar daerah

Dalam pembahasan tersebut disebutkan selama ini kebutuhan komoditas hasil tani di sejumlah daerah  mengandalkan produk impor.

"Perdagangan antar daerah itu memperkuat perekonomian nasional yang didukung dengan kemandirian kita semua. Semua daerah punya kelebihan produk dan komoditas yang mungkin dibutuhkan provinsi lain," ujar Yasin Limpo, Ketua APPSI yang juga Gubernur Sulawesi Selatan, kepada wartawan di sela acara.

Menurutnya, langkah tersebut dapat menekan aktivitas impor yang dilakukan sebagain provinsi untuk memenuhi kebutuhan komoditasnya. Selama ini, persoalannya hubungan antar provinsi di Indonesia belum terjalin baik.

"Semua akselerasi terorientasi ke luar negeri. Nanti, kita tidak perlu impor tekstil lagi karena ada di Jabar, juga beras ada di Sumsel, itu yang kita coba silangkan antar satu dengan yang lain," ucapnya.
Hasil dari rapat tersebut, kata Yasin, akan disampaikan langsung ke Presiden Joko Widodo. Dia menegaskan, APPSI akan meminta solusi pendampingan dari pemerintah pusat untuk mewujudkan rancangan tersebut. (*/ril)


Post a Comment

0 Comments