Saat berlangsung Kelompok Diskusi Terarah, harga beras diharapkan turun. (Foto: Dade Fachri/tangerangnet.com) |
NET - Ketua Komisi Pengawas
Persaingan Usaha (KPPU) Syarkawi Rauf mengatakan seharusnya dua minggu pasca
pengumuman impor beras, harga di pasar sudah turun, rencananya beras impor akan
masuk ke Indonesia akhir Januari 2018. Nanti ke depan, harus diawasi bersama-sama dengan Satgas
Pangan, tentunya bagaimana dalam dua minggu ke depan ini pengumuman impor
benar-benar berefek ke penambahan stok di pasar.
"Stok beras di pasaran menyusul
pengumuman impor oleh Pemerintah kemungkinan kuat bisa terjadi, karena pedagang
beras mulai khawatir jika terus menimbun beras dan beras impor bakal mengguyur Indonesia. Di
Pasar Induk Beras Cipinang setelah diumumkan akan impor harga turun Rp 600 per
kilogram," ujar Syarkawi, Senin (15/1/2018), saat berlangsung FGD (Focus
Group Discussion atau Diskusi Kelompok Terarah), di Kantor KKPU, Jakarta Pusat.
Cuma memang, kata Syarkaw, yang
harus diwaspadai jangan sampai efeknya ini hanya sesaat hanya 1-2-3 hari.
Selanjutnya impor pada Februari-Maret merupakan musim panen. Alhasil selain
impor di Indonesia bakal diguyur beras dari hasil panen dalam negeri dan juga
semakin lama ditahan, kerugian akan besar karena impornya akan masuk, panen raya, dan harga
turun. Padahal dia beli pada harga yang mahal.
"Komisi Pengawas Persaingan
Usaha mengkhawatirkan rencana pemerintah impor beras 500.000 ton yang masuk
akhir Januari, impor beras dikhawatirkan memberikan dampak negatif bagi petani
karena waktunya berdekatan musim panen. Musim panen beras diperkirakan pada
Februari-Maret," ujarnya.
Dengan kata lain, imbuh Syarkawi,
pada waktu tersebut pasokan beras bakal meningkat. Namun jika ditambah dengan
pasokan impor bakal membuat harga gabah di tingkat petani anjlok karena
kelebihan pasokan beras. Kalau benar pola tanam kita Februari sampai Agustus,
nanti kalau impor beras itu masuk, menurut Mendag (Menteri Perdagangan) masuk
pada saat awal panen raya atau panen besar di tanah air.
“Impor ini bisa membuat kerugian
bagi petani kita,” ucap Syarkawi.
Sementara itu, Pengamat Ekonomi INDEF, Bustanul Arifin
menjelaskan agar impor yang berdekatan dengan musim panen tidak berdampak
negatif bagi petani, penyetokan beras perlu dilakukan .baik. Kalau dikelola
dengan baik dan yang mengelola ahli manajemen stok, mungkin tidak perlu
khawatir.
Hal ini, Bustanul tetap meminta para pihak mewaspadai juga,
kelebihan stok beras bisa membuat harga di tingkat petani tertekan. “Sehingga
usul saya, kalau Pemerintah serius bantu petani dan stabilkan harga beras, coba
secara serius membantu pengeringan dan dikelola secara profesional dan bisnis, sehingga
penggilingan padi kecil banyak terima
manfaat dan petani tidak dirugikan," tutur Bustanul. (dade)
0 Comments