Gubernur Banten H. Wahidin Halim (berpeci) saat melihat langsung korban luka bakar yang cukup parah sekujur tubuhnya. (Foto: Syafril Elain, Tangerangnet.com) |
NET – "Saya
turut berduka cita sedalam-dalamnya. Ada 12 korban yang sekarang dirawat di RSUD
(Rumah Sakit Umum Daerah-red) Kabupaten Tangerang. Kita doakan agar cepat
sembuh," ucap Gubernur Banten H. Wahidin Halim seusai mengunjungi korban
kebakaran, Jumat (27/10/2017).
Gubernur H. Wahidin Halim turut berduka atas targedi
kebakaran yang menimpa pabrik kembang api dan gudang petasan di Kosambi,
Kabupaten Tangerang, pada Kamis (26/10)
pagi. Kebakaran membuat 47 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami
luka-luka.
Ungkapan duka
tersebut disampaikan Gubernur saat mengunjungi 12 korban di RSUD Kabupaten Tangerang,
di Jalan Ahmad Yani. Gubernur dalam
kunjungan tersebut didampingi Kepala Dinas Sosial Provinsi Banten Nurhanah.
Wahidin yang mantan Walikota Tangerang dua periode itu menyampaikan
keprihatinannya karena mereka tengah mencari nafkah, namun mengalami musibah. Para pekerja yang begitu banyak menjadi korban sepertinya kurang mendapat perlindungan di dalam pabrik bila terjadi suatu kebakaran terjadi.
"Kondisi
para korban kita lihat tadi ada sekitar 3 orang yang sampai 80 persen terbakar.
Ada juga yang sudah masuk kamar perawatan yang keadaannya lebih baik,"
ujar Wahidin kepada awak media.
Evaluasi Perizinan.
Tragedi kebakaran
yang menewaskan 47 orang dan puluhan luka-luka tersebut memang menjadi
perhatian. Wahidin meminta Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar untuk menertibkan atau
mengevaluasi perizinan pabrik yang rentan mengalami kebakaran.
"Saya minta
Bupati mengevaluasi perizinan, terkadang pengusaha tidak memperhatikan rekomendasi
syarat-syarat yang merupakan ketentuan atau syarat mutlak yang harus dipenuhi
pengusaha. Seperti instalasi pemadam kebakaran dan pintu darurat,"
paparnya.
Wahidin yang
akrab disapa WH itu mengatakan banyak
industri atau pabrik yang ijin dikeluarkan tapi tidak diikuti evalusai. Bukan
hanya di kabupaten dan kota tapi juga provinsi, ditemukan perusahaan yang
dipersayaratkan tenaga lokal tapi prakteknya mempekerjakan orang asing dan
bangunan tidak dilengkapi instalasi kebakaran.
"Langkah
selanjutnya, saya minta diperketat ijin yang rentan musibah dan kita minta tanggungjawab
pengusaha. Karena tadi, kita dengar informasi dari korban tidak ada alat
pemadam sehingga berakibat fatal. Kita tunggu hasil investigasi polisi dan kalau
tebrukti melanggar bisa kita tuntut pengusaha yang bandel," ucap Gubernur menegaskan. (*/ril)
0 Comments