![]() |
Nandi dengan golok yang tajam mengupas kelapa muda. (Foto: Syafril Elian, Tangerangnet.com) |
NET – Tangan Nandi,
11, begitu lincah memainkan golok. Anak usia sebelas tahun ini sudah terbiasa
dengan golok dan dari golok itulah Nandi membantu orangtua mendapatkan uang.
“Saya sejak usia
enam tahun sudah pegang golok. Ketika itu, saya ambil golok abah terus saya potong-potong
kayu,” ujar Nandi saat ditemui di Desa Ciherang, Kecamatan Caringan, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat, Minggu (15/10//2017).
Nandi adalah anak
nomor lima dari dari delapan orang bersaudara yang dilahirkan dari pasangan Hadri dan Ida.
Kondisi ekonomi yang pas-pasan memaksa Nandi untuk mencari uang dengan cara
mengupas kelapa muda yang siap saji.
Hal itu dilakukan
Nandi pada Sabtu dan Minggu, karena Senin sampai Jumat dia bersekolah yang kini
duduk di kelas 4 Sekolah Dasar (SD) di Desa Ciherang. Di kawasan Intake, Perusahaan Air Minum Daerah
(PDAM) Tirta Pakuan, Kota Bogor yang di sebelahnya mengalir air deras Sungai Cisadane dijadikan
tempat untuk berakhirnya kegiatan Arung Jeram (Rafting).
Kegiatan Arung
Jeram pada Sabtu dan Minggu ramai dikunjungi wisatawan lokal yang datang dari berbagai daerah. Setelah lelah mengikuti Arung Jeram, peserta disuguhi dengan
minum air kelapa muda. Nah, sebelum peserta Arung Jeram kembali ke darat dari
Sungai Cisadane, Nandi dengan kecepatan tanganya mengupas kelapa muda yang pada
bagian atas disediakan lubang untuk menyedot air kelapa.
“Segar sekali nih
air kelapanya,” tutur Agus yang badannya masih basah kuyup setelah mengikuti
kegiatan Arung Jeram, setelah minum air kelapa muda.
Bukan hanya air
kelapa muda yang ingin dinimakti Agus dan peserta Arung Jeram lain, tapi juga
isi kelapanya. Lantas Nandi dengan cepat menyambar,” Sini saya belah”.
Setelah kepala
muda yang sudah tidak ada airnya itu pun dibelah oleh Nandi. Sebelum kepala
muda tersebut dibelah, Nandi terlebih dahulu mengiris bagian kulit kelapa muda.
“Ini Pak buat sendoknya nanti,” tutur Nandi menawarkan.
Kemudian dengan
tempo sekejap, kelapa muda sudah terbelah berkat kecepatan tangan Nandi dengan
golok yang tajam. “Ini Pak kelapanya,” ucap Nandi sambil menyerahkan kelapa
muda yang sudah terbelah kepada Agus.
Mengupas dan
membelah kelapa muda dilakukan Nandi pada Sabtu dan Minggu sampai puluhan. “Bahkan
kalau peserta Arung Jeram banyak bisa lebih dari 100 buah kelapa dalam sehari
yang harus disediakan,” ungkap Nandi.
![]() |
Sejumlah kelapa muda yang sudah dikupas Nandi. (Foto: Syafril Elain, Tangerangnet.com) |
Lantas dari mana Nandi
mendapatkan uang? Dari keahlian mengupas
dan membelah kelapa muda itulah, Nandi mendapat uang jasa dari penjualan kelapa
muda. “Biasa sore hari setelah tidak ada lagi peserta Arung Jeram, barulah saya diberi uang
oleh pemilik kelapa,” ujar Nandi malu-malu.
Nandi mengaku
mendapat uang dari keterampilan memainkan golok tersebut berkisar antara Rp
30 ribu sampai Rp 50 ribu. “Kalau dapat uang dan sampai rumah, saya serahkan
kepada Mama. Saya bantu-bantu orangtua,” ucap Nandi.
Itulah sebagian
kehidupan anak di desa yang waktu senggangnya diisi dengan untuk mencari uang
demi membantu orangtua. Ayah Nandi, Hadri bekerja sebagai tukang jahit di
sebuah konveksi di Kota Bogor. “Abah
kerja di konveksi sebagai penjahit,” tutur Nandi. (ril)
0 Comments