Presiden Joko Widodod usai upacara di Lubang Buaya. (Foto: Istimewa) |
NET - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi
inpsektur upacara pada acara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, di Monumen
Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Minggu (1/10/2017). Presiden
didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) jajaran Menteri Kabinet Kerja,
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Polisi Tito
Karnavian.
Acara dibuka dengan lagu Indonesia Raya dilanjutkan dengan mengheningkan
cipta yang dipimpin oleh Jokowi. Selanjutnya, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
Oesman Sapta Odang didaulat membacakan teks Pancasila.
Sementara itu, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan
membacakan naskah pembukaan UUD 1945. Kesempatan tersebut dimanfaatlam Zulkifli
menyindir para bupati dan walikota yang terlibat korupsi, tindakan korupsi
tersebut menyalahi perilaku Pancasila.
"Bayangkan dalam dua minggu ada empat bupati dan dua walikota
ditangkap KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi-red). Di mana Pancasilanya? Ini
artinya, Pancasila tidak dijadikan perilaku dalam mengemban amanat sebagai
kepala daerah. Masyarakat untuk bersama-sama menanamkan nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari," ujar Zulkifli.
Hari Kesaktian Pancasila jangan hanya dimaknai seremonial belaka, yang
lebih penting dari itu semua adalah menjadikan Pancasila perilaku sehari hari
dalam berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Pengkhianatan gerakan komunis
G30S/PKI (Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia-red) merupakan fakta
sejarah yang tidak boleh terulang.
"Amanat Pancasila jelas dan tegas bangsa Indonesia melarang komunis
dan gerakannya. Larangan itu juga ditegaskan dalam TAP MPRS XXV Tahun 1966, ini
dasar yang sangat kuat," tutur Zulkifli.
Sementra itu, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah membacakan naskah dan
penandatanganan Ikrar dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin membacakan doa
dalam upacara ini. (dade)
0 Comments