Presiden Republik Indonesia Joko Widodo nonton bersama di Bogor. (Foto: Istimewa/Detik) |
NET - “Saya ingatkan kepada prajurit Kostrad beserta keluarga dan generasi
muda, agar tidak sekali-kali melupakan sejarah. Jangan sampai kejadian yang
sama terulang kembali, semuanya sangat menyakitkan dan banyak memakan korban,”
kata Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi, Jumat (29/9/2017).
Pangkostrad mengatakan hal itu saat Komando Strategis Angkatan Darat
(Kostrad) menggelar acara nonton bareng film Penghianatan G30 S/PKI (Gerakan 30
September Partai Komunis Indonesia-red) dalam amanatnya dibacakan oleh Panglima Divisi Infanteri 1
Kostrad Mayjen TNI Ainurrahman.
Nonton bareng diikuti sedikitnya 3.500 personel Kostrad yang ada diwilayah Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) baik militer, Aparat Sipil
Negera (ASN), masyarakat, beserta keluarganya. Nonton bareng dilaksanakan di
lapangan Markas Brigade Infanteri Para Raider 17 Kostrad, Cijantung, Jakarta
Timur.
Nonton bareng (Nobar) menindaklanjuti Perintah Panglima TNI Jenderal TNI
Gatot Nurmantyo di seluruh jajaran TNI. Kostrad mengadakan Nobar di seluruh
markas satuan jajaran Kostrad baik Divisi Infanteri 1 Kostrad Maupun Divisi
Infanteri 2 Kostrad.
Sementara itu, Walikota Depok Muhammad Idris Somad yang juga ikut Nobar, mengatakan
isu komunisme dan agama menjadi isu sensitif akhir-akhir ini. PKI dan paham
komunisme tidak boleh diberi ruang sedikit pun di negara ini. Acara Nobar film
G30S/PKI merupakan salah satu cara agar mata rantai masa kelam sejarah
Indonesia tidak terputus.
“Agar anak-anak kita paham dan jangan sampai masuk ke lubang yang sama.
Kita belajar dari sejarah dan jangan sampai kita terperosok dalam lubang yang
sama,” kata Idris.
Rianto Nurhadi, putra almarhum Letjen TNI anumerta Haryono MT bercerita soal peristiwa G30S/PKI. Saat itu
rumahnya digerebek PKI untuk menculik dan membunuh ayahnya.
“Saya melihat ayah saya pada waktu pintu terbuka. Jadi pintu ditembak
sampai hancur lalu terbuka dan ayah saya merebut senjata dari gerombolan itu.
Ketika dia rebut senjata itu, dia ditembak
dari belakang kemudian saya lari,” ungkap Rianto.
Rianto mengungkapkan hal itu seusai nonton bareng film G30S/PKI di Lapangan
Brigif PR 17 Kostrad. Saat itu, ia melihat perlakuan kejam PKI kepada almarhum
ayahnya.
Di lokasi Nobar, Komandan Brigade Infanteri PR 17 Kostrad Letkol Inf
Riksani Gumay selaku penyelenggara menyampaikan pemutaran film tersebut pada
awalnya hanya ditujukan kepada para prajurit, ASN, keluarga beserta
masyarakat yang ada di sekitar
lingkungan Markas Brigif Para Raider 17 Kostrad, Cijantung, ternyata menarik
minat masyarakat yang tinggal di sekitar Cijantung.
Melihat besarnya antusias warga sekitar Markas Brigif Para Raider 17
Kostrad ini, maka Markas Brigif Para Raider 17 Kostrad juga menyiapkan
akomodasi dan logistik mempersilahkan masyarakat untuk menyaksikan dan
menikmati bersama pemutaran film.
Acara Nobar ini dihadiri dihadiri juga oleh Irkostrad, Koorsahli, Pamen
Ahli, Asren Kostrad, para Asisten Kaskostrad, para Asisten Kasdivif 1 Kostrad,
Kabalak Kostrad, Dandim Depok, Komandan
Satuan dan Staf Jajaran Brigif Para Raider 17 Kostrad. (dade)
0 Comments