Gubernur Banten H. Wahidin Halim saat berdialog dengan seorang pasien yang didampingi seorang dokter. (Foto: Syafril Elain, Tangerangnet.com) |
NET – Gubernur Banten H. Wahidin Halim
memerintahkan kepada direksi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi Banten di Malingping,
Kabupaten Lebak, Senin (14/8) agar menerima semua pasien untuk kelas 3 tanpa
menanyakan dan menarik biaya sama
sekali.
“Saya minta agar semua pasien kelas 3 diterima saja semua dan jangan
ada yang ditolak,” ujar Gubernur Wahidin saat melakukan kunjungan mendadak di
rumah sakit tersebut.
Gubernur Banten
saat melakukan kunjungan tersebut langsung masuk ke ruang rawat inap kelas 3
dan menemui pasien yang sedang terbaring. Gubernur sempat berdialog dengan
pasien yang sedang dirawat.
“Kita harus
memberikan kemudahan kepada rakyat sebagai pasien terutama yang tidak mampu. Jangan
sampai ada pasien ditolak dengan alasan tidak ada biaya,” tutur Gubernur
mengingatkan.
Gubernur dalam
kunjungan tersebut didampingi oleh Sekretaris RSUD Banten Andi Suhardi
sementera Direktur RSUD dokter Danang Hamzah Nugroho sedang berada di Serang.
Gubernur mengatakan semua biaya pengobatan pasien kelas 3 yang dikeluarkan RSUD Banten Malimping supaya
dicatat dan setiap bulan dilaporkan ke Pendopo.
“Laporan tersebut
sampai kepada saya di Pendopo Gubernuran. Saya tidak ingin mendengar ada pasien
yang tidak mampu tidak dilayani di rumah
sakit ini. Layani semua pasien kelas 3 apapun penyakitnya. Nanti, semua biaya
dibayarkan oleh Pemerintah Provinsi Banten,” ucap Wahidin Halim yang akrab
disapa WH tersebut.
Atas perintah
tersebut, Suhardi selaku Sekretaris RSUD Banten menyanggupi. “Siap Pak
Gubernur, semua akan laksanakan,” tutur Suhardi.
Dalam kunjungan
tersebut, Gubernur menyaksikan proses pembangunan gedung rumah sakit. “Ini
gedung yang dibangun untuk berapa kamar,” tanya Gubernur kepada Suhardi.
Suhardi
menjelaskan pembangunan gedung rumah sakit sudah berjalan hampir 60 persen
fisik untuk 100 kamar. Dananya berasal dari APBD Banten 2017 sebesar Rp 54
miliar untuk pembangunan fisik dan Rp 39 miliar untuk peralatan pendukung serta
alat kesehatan.
Sekarang ini,
kata Suhardi, kamar inap yang tersedia hanya 13 ruang. Sedangkan dokter yang
melayani pasien ada 33 dokter. Rincian 14 dokter spesialis, 9 dokter umum
senior dan 10 dokter umum junior.
Sementara itu,
Kepala Seksi Etika dan Mutu Pelayanan RSUD Banten dokter Silvia Yunus
mengatakan mengalami kesulitan untuk mengatur praktek dokter spesialis. “Kalau
dokter umum setiap hari masuk tapi kalau dokter spesialis datang saat jam
praktek saja. Itupun jadwal kehadiran, mereka sendiri mengatur bukan
berdasarkan kebutuhan rumah sakit,” ungkap Silvia. (ril)
0 Comments