Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Gubernur Wahidin Tepati Janji, Upacara Bersama PNS Tanpa Tenda

Gubernur Banten H. Wahidin Halim saat menjadi inspektur
upacara tanpa ada tenda pelindung.
(Foto: Pemrov Banten)  
NET – Suasana upacara Peringatan Hari Kelahiran Pancasila di halaman Masjid Al-Bantani, Kantor Pusat Pemerintah Provinsi Banten (KP-3B), Kota Serang, Senin (5/6/2017) berbeda dengan upacara sebelumnya. Kini tidak ada panggung kehormatan yang dilengkapi dengan tenda untuk memberi teduh Gubernur dan Wakil Gubernur Banten serta pejabat teras lainnya.

“Saya mau seperti ini, semua merasakan adanya siraman sinar matahari pagi. Saya sebagai Gubernur Banten dengan pegawai Pemprov (Pemerintah Provinsi-red) sama terkena panas sinar matahari,” ujar Gubernur Banten H. Wahidin Halim kepadawa wartawan seusai upacara.

Sebelumnya, setiap kali upacara di area acara ada panggung kehormatan yang dilengkapi dengan tenda pelindung sehingga Gubernur dan Wakil Gubernur Banten serta pejabat teras lainnya berdiri di tempat yang teduh dan nyaman. Sementara para pegawai negeri sipil (PNS) yang ikut upacara berpanas-panas ria.

“Saya  minta kepada Pak Sekda (Ranta Soeharta-red)  agar tidak ada lagi tenda saat dilakukan upacara,” ucap Wahidin Halim saat pertama kali memimpin upacara setelah dilantik jadi Gubernur Banten beberapa waktu yang lalu.

Kini panggung dan tenda sudah tidak ada lagi. “Bagus seperti ini. Saya suka langkah yang diambil Pak Gubernur. Ini baru pemimpin,” tutur Suparta, PNS Pemprov yang ikut upacara.

Pada upacara tersebut, Gubernur Wahidin Halim mengatakan nilai-nilai Pancasila yang bersumber dari agama, adat istiadat, budaya terangkum dalam satu konsep Bhineka Tunggal Ika. “Keberagaman adalah suatu hasanah yang tumbuh dan  berkembang di negara yang kita cintai. Apapun ajarannya, Pancasila merupakan landasan bagi kehidupan bernegara dan berbangsa,” ujar Wahidin Halim yang akrab disapa WH itu.

Korpri, kata WH, adalah agen agen terdepan  dalam menegakkan Pancasila itu sendiri. “Sekarang ini, kita umat Islam sedang menjalankan ibadah puasa. Puasa melahirkan semangat disiplin. Disiplin melayani masyarakat, disiplin bekerja, juga disipilin dalam melaksanakan ibadah sebaik baiknya,” ucap Gubernur.

Oleh karena itu, kata Gubernur, jangan curang, jangan karupsi, jangan salah gunakan uang rakyat. “Apa yang jadi amanat kita laksanakan.  Jangan serakah. Jangan terlalu menguasai hajat orang banyak. Kita lurus saja, kita bekerja baik saja,” tutur Gubernur mengharapkan.

Gubernur berniat  akan usulkan bagi yang tenaga honorer, bagi yang diakui Pemerintah minimal harus disamakan dengan UMK (Upah Minumun Kabupaten/Kota-red).  Itu juga bentuk rasa Pancasila, kita menghargai orang lain.Harus terbangun suasana solidaritas, empati, saling bergotong royong sehingga tercipta suasana yang pancasila,” ujar Gubernur. (ril)



Post a Comment

0 Comments