Seusai penandatanganan kesepakatan BMKG dan PT Sompo Insurence Indonesia foto bersama. (Foto: Dade, Tangerangnet.com) |
NET - Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan PT Sompo Insurance Indonesia (Sompo)
melakukan kesepakatan kerja sama terkait produk asuransi curah hujan bagi para
petani.
Kepala BMKG Andi Eka Sakya Kerja,
Selasa (2/5/2017) mengatakan kerja sama ini bertujuan turut membangun
kesejahteraan para petani Indonesia dengan meluncurkan produk Asuransi Curah
Hujan (Weather Index Insurance), yang merupakan produk asuransi mikro pertama
di Indonesia. Asuransi ini dapat membantu para petani skala kecil jika panennya
mengalami kegagalan.
Penandatanganan perjanjian kerja
sama dilakukan oleh Kepala BMKG Andi Eka Sakya dan Presiden Direktur PT Sompo
Insurance Indonesia Daniel Neo, dan Direktur Operasional PT Sompo Insurance
Indonesia Eric Nemitz, disaksikan Direktur Industri Keuangan Non-Bank (IKNB)
Syariah Otoritas Jasa Keuangan Moch. Muchlasin.
Andi Eka Sakya mengatakan cuaca
yang tidak menentu mempengaruhi berbagai sektor, termasuk pertanian. Kondisi
ini dapat mengganggu hasil panen dan mengakibatkan ketidakstabilan penghasilan
para petani Indonesia. Tugas kami memberikan informasi berupa data curah hujan
setiap tiga bulan sesuai periode panen di tempat-tempat yang di tunjuk PT
Sompo.
"Apabila indeks curah hujan
dibawah atau sama dengan ambang batas yang ditetapkan, maka Sompo Insurance
akan memberikan kompensasi kepada para pemegang polis (petani), sebagai awal
akan dimulai di Kabupaten Bojonegoro dan Lombok Tengah pada periode panen bulan
Oktober hingga Desember 2017," ujar Andi di Ruang Serbaguna Lantai 1, Gedung G, Jl.
Angkasa 1 No. 2, Kemayoran Jakarta Pusat.
Sebagai awal, kata Andik, akan
dimulai di Kabupaten Bojonegoro dan Lombok Tengah pada periode panen bulan
Oktober hingga Desember 2017. Selanjutnya akan terus berkembang ke wilayah lain
di Indonesia. "Ini sebuah terobosan. Mempercepat proses recovery bagi para
petani yang diproyeksikan akan mengalami panen yang kurang dari semestinya atau
malah gagal panen," ucap Andi.
Sementara itu, Presiden Direktur
PT Sompo Daniel Neo mengungkapkan sebenarnya produk ini sudah ada untuk Sompo
di negara lain, seperti Thailand. Tapi untuk di Indonesia, ini akan jadi produk
pertama di sektor pertanian. Produk itu, kata dia, memang dimaksudkan untuk
membantu para petani mengamankan hasil panen mereka.
"Apalagi mengingat kondisi
cuaca di Indonesia yang kurang menentu, khususnya beberapa tahun belakangan,
sehingga membuat banyak petani mengalami gagal panen. Kelebihan produk ini,
ujar Daniel, yaitu dari sisi kemudahan untuk melakukan klaim. Biasanya, proses
klaim untuk kerugian pertanian terbilang lama," kata Daniel.
Mulai dari mengajukan klaim, kata
Daniel, proses verifikasi panen yang gagal hingga pembayaran, namun di Sompo,
proses itu dipermudah. Proses verifikasi dihilangkan dan digantikan dengan
peran pihak ketiga, yakni pemerintah (BMKG). “Kami mengganti semua kerusakan
panen petani akibat iklim yang tidak bagus berdasarkan data dari BMKG,” tutur
Daniel.
"Jika ada petani yang
mengajukan klaim, sambungnya, maka Sompo akan menghubungi BMKG untuk mengetahui
berapa jumlah curah air hujan di daerah tersebut. Kalau memang sudah melewati
angka 23 cm, maka kerugian petani akan langsung dibayarkan. Sebenarnya produk ini lebih sebagai upaya
kami untuk membantu petani, khususnya petani kecil yang memang selama ini
kesulitan untuk mengakses layanan asuransi," ungkap Daniel. (dade)
0 Comments