Ruang depan Karaoke Venus: terjadi percekcokan. (Foto: Istimewa) |
NET - Antisipasi Pemerintah Kota
Tangerang terhadap peredaran minuman beralkohol yang serong juga disebut
minuman keras telah tertuang di Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7 Tahun 2005. Namun demikian, peredaran
minuman keras tersebut masih mudah diperoleh di Kota Tangerang, salah satunya di
karaoke Venus di Ruko Tangerang City Mall, Kota Tangerang.
Akibatnya, di depan karaoke
keluarga itu kerap terjadi percekcokan yang berujung dengan keributan. Hal ini meresahkan
warga yang hendak berkunjung ke mal terbesar di Kota yang berjuluk Ahlakul
Kharimah tersebut.
Guna memastikan hal itu,
Pemerintah Kota Tangerang, dalam hal ini Dinas Budaya Pariwisata dan Pertamanan
(DBPP), berjanji akan melakukan inspeksi mendadak (Sidak) terhadap tempat
hiburan tersebut. ''Kami akan segera melakukan pengecekan ke karaoke itu,” ujar Rizal Ridollah, Kepala Bidang Pariwisata
di DBPP, Kota Tangerang, Banten, Minggu (9/4/2017).
Apabila dalam sidak tersebut
ditemukan adanya minuman keras, kata Rizal, tentu akan ditindak lanjuti ke Satuan Polisi Pamang
Praja (Satpol PP), agar ditindak tegas. Mengingat dalam menjalankan usahanya,
karaoke Venus telah melanggar Perda Nomor 7 tahun 2005, tentang pelarangan
pengedaran minuman beralkohol di Kota
Tangerang.
''Kalau terbukti Karaoke Venus
menyediakan minuman keras, tentu mereka bisa dijatuhi sanksi hingga ke pancabutan
ijin usahanya,'' kata Rizal.
Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, sejak karaoke
Venus berdiri di Ruko Tangerang City Mall
beberapa tahun lalu, kerap
terjadi bentrokan di antara dua kelomlok pemuda. Terakhir pada Rabu (5/4/2017)
malam. Pada saat itu tiga orang pemuda yang ke luar dari tempat hiburan
tersebut dengan kondisi mabuk, lansung menegor pemuda lainnya yang baru datang
bersama teman wanitanya ke Karaoke Venus.
Karena merasa tersinggung,
terjadilah percekcokan yang berujung ke perkelahian di antara mereka. Untung
saja petugas kepolisian dari Polsek Tangerang
tiba di lokasi, sehingga perkelahian tidak berlanjut. Meski begitu, petugas terus berjaga-jaga hingga larut
malam. Mereka khawatir terjadi bentrokan
susualan, seperti beberapa waktu lalu yang menyebabkan beberapa orang dari
kelompok tertentu mengalami luka-luka.
Bahkan wartawan yang datang untuk
meliput kejadian tersebut mendapat intimidasi
dari salah satu kelompok itu. Salah satunya Aimar Rani, dari salah satu
wartawan telivisi nasional yang akan
dihujam dengan parang, bila memaksakan diri masuk dan mengambil gambar bentrokan.
(man)
0 Comments