Kapal Perang Indonesia (KRI) Raden Eddy Martadinata. (Foto: Dade, Tangerangnet.com) |
NET - Menteri Pertahanan Republik Indonesia Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu
didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dan Kepala Staf Angkatan
Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, meresmikan dan mengukuhkan Kapal Perang
Indonesia (KRI) Raden Eddy Martadinata-331,
di Dermaga Komplek Satuan Koarmabar I Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta
Utara.
KRI itu merupakan kapal pertama
proyek kapal SIGMA 10514 Perusak Kawal Rudal (PKR) yang penandatanganan
kontraknya dilakukan oleh Departemen Pertahanan Indonesia dengan perusahaan
kapal Belanda, Damen Schiede Naval Ship Building (DSNS).
Kapal ini memiliki spesifikasi
panjang 105,01 meter, lebar 14,02 meter, draft termasuk sonar 4,23 meter, full
load 5,72 meter, dengan bobot penuh
2.946 ton dan dapat melaju hingga kecepatan 28 knot. Adapun persenjataan yang
dimiliki oleh KRI R.E Martadinata – 331 antara lain Meriam utama OTO Melara 76
mm Super Rapid Gun yang dalam kondisi bertempur di bawah kubah, meriam dengan
reaksi super cepat ini bisa disiapkan 80 peluru siap tembak," kata
Ryamizard kepada wartawan, Sabtu (8/4/2017).
Lalu ada Rudal Exocet MM40 Block
3 yang jarak jangkaunya bisa sampai sejauh 180-200 kilometer. Selain itu, juga
ada Rudal Anti Serangan Udara Mica yang merupakan rudal yang dirancang untuk
bisa dioperasikan dalam waktu singkat dan beroperasi di segala cuaca serta
dapat menyergap sasaran sejauh 20-25 km dengan ketinggian 9.144 meter.
"KRI ini juga dilengkapi
dengan Pengecoh Rudal Terma SKWS DLT – 12T, merupakan perangkat yang memiliki
kemampuan membelokkan arah rudal, mengacaukan sensor rudal, mengacaukan jammer
hingga mengecoh sinar infra red dan frekuensi radio yang digunakan rudal udara
ke permukaan," ujarnya.
Torpedo A – 244S, merupakan jenis
torpedo ringan berpandu yang memiliki kemampuan khusus dapat mengincar sasaran
di perairan dangkal serta Meriam. Close In Weapon System (CIWS) Millennium 35 milimeter
untuk menangkis serangan udara dan ancaman permukaan jarak dekat.
Menhan mengatakan masuknya KRI
Raden Eddy Martadinata – 331 ke jajaran TNI AL sesuai dengan rencana Minimum
Essential Force TNI. Proses pengadaan dilakukan dengan prinsip-prinsip
akuntabilitas dan transparansi, serta mewujudkan kemandirian industri
pertahanan Republik Indonesia yang mampu memperkuat keterpaduan operasional
antara sistem senjata antar matra.
"Nama Raden Eddy Martadinata
pertama kali diabadikan pada 1974 sebagai nama KRI Fregat kelas Samadikun dengan nama KRI Martadinata-342 yang
sebelumnya merupakan kapal eks AL Amerika Serikat dari jenis Destroyer Escort
(DE) yang diserahterimakan pada 31 Januari 1974. Kiprah penting KRI
Martadinata-342 salah satunya adalah saat melaksanakan tugas pengawalan
terhadap operasi pendaratan amfibi di Timor Timur dalam rangka gelar Operasi
Prihatin dan Operasi Seroja pada tahun 1975," ungkap Ryamizard.
Menhan menegaskan kepada seluruh
prajurit pengawak KRI Raden Eddy Martadinata – 331 agar merawat kapal dengan
sebaik-baiknya. Kepada Komandan KRI Raden Eddy Martadinata – 331 dan seluruh
prajurit pengawak, kalian harus bangga terpilih menjadi pengawakan KRI. “Saya
instruksikan untuk merawat kapal ini dengan penuh tanggung jawab,” tutur Menhan.
Acara peresmian secara simbolis
ditandai dengan penekanan tombol sirine, yang dilanjutkan dengan pengukuhan
Komandan KRI Raden Eddy Martadinata – 331 Kolonel Laut (P) Agam Endrasmoro.
Pada acara peresmian tersebut ditampilkan dengan kesenian adat Jawa Barat yakni
Tari Bajidor Kahot.
Kemudian dilakukan prosesi pemecahan kendi oleh Menhan, penyerahan foto Pahlawan Raden Eddy
Martadinata KRI Raden Eddy Martadinata – 331 dari Menhan kepada Komandan KRI
Raden Eddy Martadinata - 331 dan penyerahan lonceng dari Panglima TNI kepada
Komandan KRI Raden Eddy Martadinata – 331 serta penyerahan Maket KRI Raden Eddy
Martadinata kepada Kepala Staf Angkatan Laut dan keluarga Pahlawan Raden Eddy
Martadinata.
Selain dihadiri oleh jajaran
Kementerian Pertahanan RI, pada peresmian dan pengukuhan KRI Raden Eddy
Martadinata – 331 turut hadir Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Wakil
Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya A. Taufiq R., keluarga
besar Pahlawan Laksamana Raden Eddy Martadinata, perwakilan Dubes Belanda di
Indonesia, Perwakilan Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS), Perwakilan PT
PAL Surabaya serta para Pejabat di lingkungan Kementerian Pertahanan dan TNI.
(dade)
0 Comments