Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Harry Kurniawan turun langsung ikut mengamakan pendemo. (Foto: Man Handoyo, TangerangNet.Com) |
NET - Demo supir angkutan kota (Angkot) yang
menolak adanya transportasi online berujung dengan kericuhan di beberapa titik
di wilayah Tangerang. Pasalnya, ketika mereka berunjuk rasa di kantor Walikota
Tangerang di Jalan Satria Sudirman dibarengi dengan sweeping terhadap seluruh
angkutan yang beroperasi, tidak terkecuali kepada ojek online.
Sweeping itu di antaranya mereka dilakukan di sekitar fly
over, Jalan Jendral Soedirman, TMP Taruna, MH Thamrin dan sejumlah jalan
lainnya di Kota Tangerang. Mereka tidak segan-segan menyetop Angkot yang
beroperasi agar ikut melakukan aksi.
Para penumpang pun mereka paksa untuk turun dengan cara
mengebrak-gebrak pintu Angkot. "Keterlaluan mereka, kami pun dipaksa turun
di sekitar perempatan fly over Jalan Jendral Soedirman, sehingga jalan kaki
sekitar 3 kilometer menuju tempat
kerja," ujar Dewi, warga Ciledug yang bekerja di salah satu perusahaan
swasta di Kota Tangerang.
Sweeping itu juga mereka lakukan terhadap ojek online. Dengan cara
menghentikan dan menurunkan penumpangnya. Bahkan, mereka tidak segan-segan
bertindak kasar. Seperti yang terjadi di pertigaan Jalan TMP Taruna. Selain
mendorong-dorong tubuh pengojeknya, helem yang dikenakan penumpang ojek itu
diambil dan dibanting hingga pecah.
Petugas kepolisian yang melihat kejadian tersebut
berusaha melarang dan meminta agar para pendemo tidak anarkis. Polisi berharap
peristiwa itu tidak berlanjut. Sementara itu,
setelah melakukan negoisasi dengan pihak Kepala Dinas Perhubungan Kota
Tangerang Saeful Rohman dan Kapolres Metro Tangerang Kota Komisaris Besar
(Kombes) Harry Kurniawan, ratusan supir Angkot yang demo di depan Gerbang
Pemkot Tangerang untuk menolak keberadaan transportasi online bubar.
'"Kita bersama Kapolrestro
Tangerang dan Kadishub , sudah
sepakat untuk membawa persoalan ini ke Kementerian Perhubungan. Karenanya,
kasus ini harus kita kawal, supaya keberadaan angkutan online dibubarkan,"
kata Ketua DPC Organda Kota Tangerang Edi Faizal Lubis kepada para pendemo.
Mendapat pernyataan seperti itu, para pendemo langsung
nembubarkan diri. Beberapa saat kemudian, sekitar pukul 15:30 WIB, para ojek online datang untuk melakukan
balas dendam. Karena supir Angkot sudah tidak ada di tempat, akhirnya mereka juga
melakukan sweeping. Akibarnya nyaris
terjadi bentrokan di antara supir Angkot dan ojek online di Jalan Daan Mogot.
Bahkan berdasarkan informasi yang berkembang di
Jalan Sangiang, terjadi pengerusakan terhadap beberapa Angkot yang beroperasi
di sana. Namun demikian Kapolres Metro Tangerang Kota Komisaris Besar Harry
Kurniawan mengaku belum mendengar atas kejadian itu. "Sampai saat ini, kami
belum mendapat laporan atas informasi itu," tutur Kapolrestro.
Sampai berita ini disusun, suasana di beberapa
ruas jalan di Kota Tangerang masih dijaga oleh pihak kepolisian. (man)
0 Comments