Para peserta atlet SOina jelang dilaksanakan kegiatan. (Foto: Dade, TangerangNet.Com) |
NET – Sekitar 200 atlet Spesial Olympics Indonesia
(SOIna) berkumpul bersama di Sekolah Luar Biasa (SLB) Pembina Tingkat Nasional
di Jalan Perikanan. Bersama-sama dengan orangtua, guru, dan siswa sekolah
umum. Mereka berolahraga bersama dalam rangka memperingati hari Down Syndrome
Sedunia.
Kegiatan yang digagas oleh SOIna bersama
Direktorat Pembinaan Khusus dan Layanan Khusus, Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah Kementerian pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ini
diselenggarakan sebagai suatu bentuk kampanye untuk mengajak masyarakat agar
menerima, menghormati, dan menghargai para penyandang Down Syndrome. Kegiatan
olahraga yang digelar hari ini terdiri atas beberapa jenis kegiatan seperti
senam aerobic bersama, fun games, bola bocce dan young athletes.
“Kegiatan ini bertujuan untuk mengubah pola pikir
masyarakat yang masih memberikan stigma negatif tentang Down Syndrome
(keterbelakangan mental-red). Masih banyak masyarakat yang menganggap Down
Syndrome adalah sebuah penyakit, bahkan kutukan, “ ujar Pembinaan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK)
Kemendikbud Sri Renani Pantjastuti, Kamis (30/3/2017), saat acara SOIna bersama
SLB Pembina Tingkat Nasional di Jalan Perikanan, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Akibatnya, kata dia, beberapa orang tua yang
memiliki bayi Down Syndrome lantas menelantarkan bayinya. Namun begitu pula
saat orang tua yang membesarkan anak Down Syndrome menerima banyak ungkapan
sinis yang merendahkan dan menyakiti perasaan keluarga.
"SOIna telah membuktikan melalui pelatihan dan kompetisi olahraga
secara rutin, selain dapat membentuk fisik yang sehat, para penyandang Down
Syndrome dan Tunagrahita lainnya mampu menunjukkan keberanian, merasakan
kebahagiaan dan memperlihatkan kemampuan, keahlian dan persahabatan dengan
keluarga, sesama atlet Special Olympics dan juga masyarakat luas,"
ujarnya.
Menurut
Renani, setiap ajang kompetisi Special Olympics tingkat dunia, baik
musim panas maupun musim dingin, atlet-atlet SOIna selalu berhasil membawa
pulang medali emas. Bahkan SOIna saat ini, telah memiliki seorang Down Syndrome
yang menjadi juru kampanye global (International Global Mesenger) Special
Syndrome International, yaitu Stephanie Handojo.
"Kegiatan ini, SOIna ingin mengajak
masyarakat untuk lebih sadar bahwa anak-anak Down Syndrome sama dengan
anak-anak pada umumnya. Dengan mengajak siswa dari sekolah umum, diharapkan
antara anak-anak Down Syndrome dan siswa-siswa dari sekolah umum tersebut dapat
saling menumbuhkan interaksi dalam lingkungan sosial masyarakat melalui
kegiatan olahraga," ungkap Sri Renani.
Sementara itu, Ketua Umum SOIna Faisal Abdullah
mengatakan upaya pembinaan olahraga terhadap atlet disabilitas intelektual,
termasuk Down Syndrome di dalamnya, harus terus didukung oleh semua kalangan,
baik pemerintah maupun swasta, dan berterima kasih atas dukungan dari
Direktorat PKLK Kemendikbud terhadap kegiatan ini.
"Kami berharap kerja sama dengan Direktorat
PKLK dapat terus ditingkatkan. Sebab SOIna memiliki banyak program kegiatan
bagi atlet-atlet tunagrahita di seluruh Indonesia," kata Faisal. (dade)
0 Comments