Ramdan Alamsyah: jangan asal tuduh. (Foto: Istimewa) |
NET – Akibat kalah dalam perhitungan cepat (quick count) dan real count,
tim kampanye calon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten Rano Karno-Embay Mulya
Syarief dari pasangan Wahidin Halim-Andika Hazrumy (WH-Andika), menjadi panik.
Situasi dan kondisi Kota Tangerang yang sudah kondusif dicoba dibuat gaduh.
“Mereka lantas menuduh ada kecurangan yang dilakukan penyelenggara Pilkada
(Pemilihan Kepala Daerah-red) Banten. Kalau kalah pada real count yang dikeluarkan KPU (Komisi
Pemilihan Umum-red) dalam tabulasi, ya
sudah akui saja,” ujar Ramdan Alamsyah kepada wartawan dalam acara konferensi
pers di WH Center, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Sabtu (18/2/2017).
Ramdan, koordinator tim pengacara WH-Andika itu menjelaskan tim kampanye Rano-Embay semula mengklaim dalam Pilkada
Banten 2017 meraih kemenangan berdasar data real count yang ketika data baru masuk mencapai 6 persen. Namun, setelah
data masuk mencapai 80 persen dan angka ditampilkan real count menjadi kemenangan
untuk WH-Andika lalu mereka menjadi panik.
“Kalau memang ada bukti kecurangan
laporkan saja ke Panwaslu (Panitita Pengawas Pemilu-red) dan Bawaslu (Badan Pengawas
Pemilu-red). Jangan melakukan tuduhan penyelenggara tidak netral. Jangan tuduh
ada penggelembungan suara,” tutur Ramdan Alamsyah yang didampingi Syafril
Elain, Humas WH-Andika.
Perolehan suara WH-Andika besar di Kota Tangerang, kata Ramdan, bukan baru
kali ini saja. Bila merunut dari Pilkada sebelumnya justru perolehan suara Wadhidin
sekarang ini menurun. Pada pemilihan Gubernur Banten 2011, Wahidin memperoleh
suara sebesar 72,79 persen. Bahkan pada Pemilihan Walikota Tangerang 2008,
Wahidin meraih suara 89,4 persen.
“Bila dibandingkan dari dua Pilkada tersebut, perolehan suara Pak Wahidin
sekarang ini justru menurun. Yang jelas, Kota Tangerang adalah lumbung suara setiap
kali Pilkada dilaksanakan bagi Pak Wahidin. Hal ini bisa terjadi karena kinerja
Pak Wahidin sudah dirasakan oleh rakyat Kota Tangerang. Pembangunan gedung sekolah
sebagai sarana pendidikan, pembangunan Posyandu, Puskesmas, dan rumah sakit
sebagai fasilitas kesehatan. Begitu juga menyangkut infrastruktur untuk
pembangunan jalan dan jembatan. Warga merasakan manfaatnya,” ungkap Ramdan.
Tuduhan yang aneh lagi dari tim Rano-Embay tentang foto Ketua KPU Kota
Tangerang Sanusi Pane yang dipamerkan kepada wartawan. “Itu foto lama ketika Sanusi menjadi wartawan salah satu
koran lokal. Bahkan ketika itu yang menjadi Ketua KPU Kota Tangerang adalah Pak
Syafril, yang sekarang ada di sebelah saya ini. Ini benar-benar fitnah yang dilancarkan kubu sebelah
(Rano-Embay-red),” ujar Ramdan bersemangat.
Soal foto tersebut diakui oleh salah seorang rekan Sanusi yakni Ayu Cipta, wartawan koran
Tempo yang bertugas di Tangerang. “Kalau lihat foto yang ditampilkan tim Rano,
itu foto Sanusi pada Pilkada 2011. Itu foto ketika Sanusi masih menjadi
wartawan,” ucap Ayu Cipta. (ril)
0 Comments