Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

WH Berani Gratiskan Biaya Kesehatan Rakyat Banten, Ini Kuncinya

Wahidin Halim dan Andika Hazrumy: sudah pengalaman.
(Foto: Istimewa)   
NET – Calon Gubernur Banten Wahidin Halim berani menyatakan akan memberikan layanan biaya kesehatan secara cuma-cuma alias tidak bayar kepada rakyat. Hal ini sesuai dengan tekad seorang  calon kepala daerah dan setelah menjadi kepala daerah.

“Negara harus hadir setiap kali rakyat mengalami kesulitan termasuk saat sedang sakit,” ujar Wahidin Halim kepada wartawan, Sabtu (31/12/201).

Atas dasar hal tersebut, kata Wahidin Halim yang akrab disapa WH itu program pemberian layanan kesehatan gratis kepada rakyat Banten dimasukkan dalam visi dan misi sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur bersama Andika Hazrumy. Bahkan dalam debat terbuka Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Banten 2017 yang disiarkan Metro TV  pada Selasa (27/12/2016) malam, hal itu diulangi kembali agar seluruh rakyat Indonesia yang menonton acara tersebut tau, terutama rakyat Banten.

Wahidin menjelaskan semua kepala daerah bisa melakukan hal tersebut. Namun, hal itu bisa dilakukan bila ada “politik will” yakni kemauan baik dari seorang kepala daerah dalam hal ini Gubernur Banten. “Program seperti ini sudah saya terapkan ketika menjadi Walikota Tangerang dan bisa terlaksana,” ungkap WH.

Kebijakan tersebut sudah menjadi salah satu dari lima program prioritas WH-Andika. “Saya sudah punya pengalaman menggratiskan biaya pelayanan kesehatan. Saya akan lakukan di seluruh Banten jika diberi amanah memimpin Banten bersama  Andika,” tutur  WH.

WH mengaku punya perhitungan dan kajian tentang program kesehatan gratis ini. Menurutnya, dalam satu hari tidak mungkin seluruh masyarakat Banten  berjumlah sekitar 10 juta jiwa membutuhkan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, ada rasio antara warga yang membutuhkan pelayanan kesehatan dengan kemampuan anggaran pemerintah.

Dalam melaksanakan program ini, juga akan dilakukan memorandum of understanding (MoU) atau kerja sama dengan rumah sakit dan stakeholder terkait lain. “Saya punya kajian khusus soal pelayanan gratis ini. Saya yakin mampu mewujudkan. Sebab menurut kami, pelayanan dasar masyarakat, mulai dari pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur harus jadi prioritas Pemerintah Provinsi Banten,” ujarnya.

Dari sekitar 10 juta jiwa penduduk Banten, kata WH, yang memerlukan pelayanan sekitar 20 persen atau sekitar 2 juta jiwa. Dari 2 juta jiwa pun tidak setiap hari rakyat sakit. “Misalnya, penduduk Kabupaten Lebak dan Pandeglang, saya kira penyakit tidak seperti orang kota. Kalaupun mereka sakit, jauh dari penyakit jantung atau kanker. Paling kalaupun, sakit ringan seperti batuk atau demam atau sakit kulit. Saya sudah hitung  dalam satu tahun anggaran dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan gratis sebesar Rp 500 sampai 800 miliar,” ungkap WH.

Meskipun begitu, kata WH, kalaupun hanya sakit demam tapi ketika akan berobat mendapat kesulitan, penyakit akan meningkat. Sebaliknya, ketika datang ke rumah sakit atau Puskesmas lantas mendapat pelayan yang baik, tidak bayar pula tentu akan senang dan penyakit akan hilang.

“Secara psikologis, rakyat ketika sakit mendapat pelayanan yang baik dan gratis akan cepat sembuh. Sebaliknya, bila tidak mendapat pelayanan yang baik dan dipaksa bayar, tentu akan bertambah sakitnya,” ujar WH sambil terseyum.  

Sementara calon wakil gubernur Banten Andika Hazrumy mengaku selama masa kampanye terbuka, terus mengunjungi masyarakat hingga pelosok. Dalam momen silaturahmi dengan warga tersebut, Andika menemukan banyak warga yang sulit mengakses pelayanan kesehatan. “Ke depan, kami akan dekatkan pelayanan kesehatan. Kami akan membantu pemerintah kabupaten/kota untuk memperbanyak puskesmas hingga ke pelosok,” ujarnya.

Bagaimana dengan tenaga kesehatan yang masih terbatas? Menurut Andika, ke depan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten harus mampu memberikan beasiswa khusus tenaga kesehatan. “Tenaga kesehatan yang sudah menerima beasiswa ini, setelah lulus kita berikan tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan di tingkat puskesmas,” ujarnya.

Selain itu, kata Andika, kualitas pelayanan kesehatan di tingkat puskesmas juga harus ditingkatkan. Puskesmas yang selama ini berstatus rawat jalan, harus ditingkatkan menjadi rawat inap. “Banyak masyarakat yang harus dirujuk ke rumah sakit karena Puskesmas belum berstatus rawat inap. Sementara jarah tempuh dari puskesmas ke rumah sakit sangat jauh. Ke depan, kita perbanyak Puskesmas rawat inap untuk mendekatkan pelayanan kesehatan,” ujarnya.

Andika yakin program pelayanan kesehatan ini mampu diwujudkan dengan sinergisitas antara Pemprov Banten dengan pemerintah kabupaten dan kota. Apalagi secara hirarki politik, kata Andika, pasangan WH-Andika punya kedekatan dengan seluruh bupati dan  walikota. “Sinergi yang baik antara pemerintahan akan mampu mewujudkan pelayanan dasar yang baik bagi masyarakat,” ujarnya. (*/ril)

Post a Comment

0 Comments