![]() |
Ummat Islam hadir dari Monas sampai Jalan MH Thamrin yang diperkirakan jumlahnya mencapai 4 sampai 6 juta orang. (Foto: Istimewa) |
NET – Peristiwa aksi
super damai Bela Islma Jilid III di Monas, Jakarta, kemarin yang dihadiri oleh
jutaan manusia itu menandakan bahwa kekuatan gerakan muslim Indonesia tidak
bisa tergadaikan oleh kepentingan politik siapapun. “Ini murni gerakan moral yang
terbangun berdasarkan kesadaran kolektif ummat untuk membela Islam,” ujar Memed
Chumaedi kepada TangerangNet.Com, Sabtu (3/1/2016).
Memed Chumaedi
adalah pengamat politik yang juga dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(FISIP) Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) itu mengatakan tuntutan
utamanya adalah menindak kepada orang yang menghina kitab suci umat Islam agar
dihukum secara adil dan benar.
“Aksi damai itu menuntut
hukum agar tajam ke atas dan bawah, ada
persamaan setiap orang di mata hukum. Itulah tujuan utama dari tuntutan yang
dilayangkan kepada aparatur hukum,” tutur Memed.
Menurut Memed,
dua kali dari tiga kali aksi damai itu dampak politisnya amat luar biasa. Memed
menyebutkan ada empat hal yang bisa disimpulkan yakni satu, meyakinkan kepada
pemilih bahwa Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok bersalah dan kemudian dijadikan
tersangka oleh Polri. Dua, meyakinkan
kepada publik ummat islam dan bergeser pilihannya dalam politik. Tiga, beberapa survei menyatakan bahwa
elektabilitas Ahok menurun drastis.
“Empa, dan inilah
yang paling penting yakni pasca demo terakhir ini pastinya juga menambah
keyakinan pemilih Jakarta untuk tidak memilih Ahok,” ucap Memed.
Sementara itu,
Ahmad Jazuli Abdillah menyebutkan aksi super damai Bela Islam Jilid 3 membawa
perubahan kekuatan baru bahwa umat Islam kini lebih percaya kepada ulama
ketimbang pejabat negara. Hal ini bisa terjadi karena ada pihak tertentu yang
mencoba mengolok-olokan ulama bukan hal yang dapat diterima oleh ummat Islam.
“Kalau kita lihat
pada aksi super damai Bela Islam Jilid 3 saat Kapolri Jenderal Tito Karnaian
dan Presiden Joko Widodo tampil bicara di podium, sudah tidak didengar lagi. Bahkan agar tidak berkembang menjadi lebih
kemarahan, cepat-cepat diambil alih oleh
Habib Riziek. Ini menandakan bahwa Pemerintah jangan lagi mengabaikan proses hukum
dan harus berkeadilan karena bisa membuat ummat Islam tidak suka,” ujar Jazuli
dari WH Center, tim pemenangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten Wahidin
Halim dan Andika Hazrumy. (ril)
0 Comments