Para laki-laki yang menguasai Kampus, diduga preman ditertibkan polisi. (Foto: Dade, TangerangNET.Com) |
NET - Konflik
yang terjadi di Universitas Trisakti (Usakti) kembali memanas, pada rabu dini hari (24/8/2016),
ratusan preman yang diketahui dari pihak Yayasan Trisakti berusaha menduduki
universitas tersebut. Bahkan pihak keamanan yang sedang berjaga malam di Kampus
tersebut berhasil dilumpuhkan oleh mereka.
Setelah berhasil
menduduki Kampus, para preman tersebut mengunci pintu gerbang , sehingga
civitas akademika Usakti tidak dapat memasuki kampus mereka. “Tadi pagi sekitar
jam 03:00 WIB, ada aksi premanisme di Kampus kami ini. Premanisme yang terjadi
pagi tadi adalah tanggung jawab Yayasan Trisakti. Barusan Ketua Yayasan
Trisakti, Pak Bimo mengakui hal tersebut,” ujar Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti Abdul
Kader usai mediasi antara pihak Menristek Dikti, Kepolisian, Yayasan Trisakti,
Rektorat dan Mahasiswa Usakti di Universitas Trisakti, Rabu (24/8/2016), di
Jakarta.
Sementara itu,
ratusan preman tersebut masuk ke dalam kampus dan melakukan sweeping terhadap aparat keamanan kampus. Bahkan sampai
masuk ke ruangan-ruangan mahasiswa. Mereka masuk ke dalam Kampus membawa
pentungan dan bambu runcing segala. "Namun, akhirnya dengan dibantu oleh
pihak petugas Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Barat, dan Kodim Jakarta Barat,
Civitas Akademika Usakti berhasil kembali masuk ke Kampusnya sekitar pada pukul
06:00 pagi. Dengan membuka secara paksa gembok yang telah dipasang oleh Preman
Yayasan Trisakti, kemudian polisi menyisir kawasan Kampus serta berhasil
mengamankan puluhan preman yang kemudian dibawa ke Mapolda Metro Jaya,"
ujarnya.
Hal ini
dibenarkan pula oleh Kanit Kejahatan Keamanan Negara IV Polda Metro Jaya,
Kompol Armaini yang mengungkapkan ratusan
preman tersebut mendatangai Kampus Usakti dengan menggunakan tanda pengenal
Yayasan Trisakti. “Mereka diduga masa bayaran dan kami tengah melakukan
penyelidikan untuk mengetahuni siapa orang di belakangnya,” ucap Kompol Armaini.
Seperti
diketahui, kekisruhan di Usakti semakin memanas semenjak Yayasan Trisakti
secara sepihak memilih Rektor, yakni Eddy Suandi Hamid, tanpa melalui mekanisme
pemilihan yang benar, sehingga seluruh elemen Universitas Trisakti pun menolak
Rektor yang dilantik Yayasan tersebut. “Sayangnya, Menristek Dikti yang
seharusnya dapat menjadi mediator permasalahan tersebut, malah justru mendukung
langkah Yayasan tersebut," ungkap Abdul.
Oleh karena itu,
bahkan Menristek Dikti sempat memblokir Pangkalan Data Perguruan Tinggi
Universitas Trisakti yang berada di website Kemenristek Dikti dan mengalihkannya
pada Rektor baru. Hal ini mengakibatkan
sejumlah kegiatan belajar mengajar menjadi terganggu. Sebab Rektor baru
tersebut belum pernah menginjakan kakinya di Kampus Usakti. "Pemblokiran
ini disebut-sebut berbagai pihak sebagai sabotase terhadap Usakti dan bentuk
pemaksaan untuk menerima Rektor baru tersebut," katanya. (dade)
0 Comments