Warga Dadap membakar untuk hambat petugas. (Foto: Istimewas) |
NET - Rencana
pemberian surat peringatan (SP-2) atas penggusuran warga nelayan di Kampung
Baru, Kelurahan Dadap, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (10/5/2016) berlansung ricuh. Akibatknya,
dua orang personil kepolisian dari Polda Metro Jaya mengalami luka ringan pada bagian
pergelangan tangan lantaran terkena lemparan botol dan batu.
Selain itu, dua unit
mobil, Avanza dan Daihatsu Terios, milik
anggota kepolisian dari Polres Metro Tangerang yang diparkir di sekitar lokasi,
kaca bagian depan dan belakangnya pecah
karena juga terkena lemparan batu .
Berdasarkan pemantauan
di lokasi, ribuan warga nelayan yang melengkapi diri dengan berbagai senjata,
seperti bambu runcing, balok, samurai, parang dan lainnya, sejak pukul 07.00
WIB, sudah memadati jembatan yang merupakan salah satu akses menuju ke Kampung
Baru.
Di sana mereka langsung
melakukan pemblokiran jembatan dengan cara memalangkan bambu, ban bekas, dan batu. Setiap orang yang tidak dikenal,
dilarang masuk ke wilayah tersebut. "Lebiih baik jangan masuk Mas, khawatir
ada warga yang salah sasaran," ujar salah seorang warga di jembatan itu.
Kemudian, ketika tim
gabungan dari Satpol PP Pemda Kabupaten Tangerang, TNI, dan Polri melaksanakan
apel di sekitar Pos Pol Dadap, Jalan Raya Kosambi Kali Perancis yang berjarak
sekitar 200 meter dari jembatan itu, beberapa pemuda yang menenteng samurai dan
parang, langsung menyerbu. Akibatnya terjadi benturan antara petugas dan warga.
Karena dilempari batu
dan benda-benda tumpul oleh warga lainnya, petugas terpaksa melepaskan tembakan
gas air mata. Namun demikian kericuhan sempat terhenti walaupun warga secara terus menerus melakukan
pembakaran ban di Jalan Raya Kosambi Kali Perancis.
Sekitar pukul 14.00
WIB kemudian,, warga melakukan penyerangan kembali dengan cara melemparkan bom
molotov, batu dan benda tumpul lainnya kepada petugas, sehingga terjadilah benturan yang kedua di antara
mereka. Dan dikejadian itu, petugas berhasil mengamankan dua orang yang
dianggap provokator.
Bersamaan dengan itu, kaum ibu-ibu yang merupakan warga Kampung Baru
ke luar untuk menjadi garda terdepan di penolakan SP- 2. Sambil membaca solawat
bersama dengan pengeras suara, mereka meminta kepada petugas untuk meninggalkan
tempat. "Lebih baik bapak-bapak pulang saja, seharusnya anda menjadi
pengayom kami yang saat ini sedang membela hak atau menolak penggusuran
ini," kata mereka.
Kendati demikian,
petugas tetap bertahan, bahkan menambah personilnya dari 800 menjadi 1.000
orang. Dua unit mobil water canonpun beserta satu unit mobil pemadam kebakaran
didatangkan. Meski begitu, warga tetap
bertahan. "Kami tidak akan mundur sebelum SP-2 itu dibatalkan," tutur
salah satu warga melalui pengeras suara.
Akibatnya, suasana
semakin mencekam. Saat itu pula Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya
Komisaris Besar Krisna Murti tiba di lokasi untuk melakukan koordinasi dengan
Kapolres Metro Tangerang Komisaris Besar Agus Pranoto.
Kemudian Krisna Murti
yang didampingi oleh Kapolres mendatangi warga untuk melakukan negoisasi.
Sehingga dalam waktu yang tidak lama suasan tersebut mencair lantaran pemberian
SP-2 dari Kabupaten Tangerang dihentikan. "Kami hentikan SP-2 ini, atas
pertimbangan keamanan," ujar
Kapolres Metro Tangerang Komisaris Besar Agus Pranoto.
Dan SP-2 itu, katanya
akan dikembalikan kepada Bupati Tangerang Ajmed Zaki Iskandar untuk dievaluasi
lebi lanjut. (man)
0 Comments