Menteri M. Nasir memukul gong tanda pembukaan pameran. (Foto: Dade, TangerangNET.Com) |
NET - Lab Indonesia 2016 merupakan pameran satu-satunya di
Indonesia yang menghadirkan teknologi dan alat-alat laboratorium terkini. Acara
ini sekaligus sebagai ajang yang tepat bagi produsen, pemasok serta masyarakat
dan industri laboratorium untuk bertemu.
Menteri Riset Teknologi
dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti)
Mohammad Nasir mengatakan pameran
business-to-business yang merupakan hasil kerjasama antara PT Prakarsa Sinergi
Utama dengan Ecmi ITE Asia Sdn Bhd tersebut diselenggarakan di Balai Jakarta
Convention Center Hall A & B selama tiga hari pada 13-15 April 2016.
"Lab Indonesia
mencerminkan kemampuan negara-negara dalam menguasai dan mengembangkan
perangkat mutakhir, modern, dan canggih dalam bidang industri
laboratorium," ujar Mohammad Nasir, Rabu (13/4/2016),
di Jakarta.
Hal ini ditunjukkan dengan
peningkatan jumlah peserta dan luas area pameran mencapai 8.910 m2, meningkat
sekitar 1.000 m2 dari sebelumnya. "Peserta pameran pun bertambah mencapai
220 eksibitor yang berasal dari Amerika Serikat, Cina, India, Indonesia,
Jerman, Korea, Francis, Republik Czech, Singapura, dan Spanyol. Jumlah peserta ini meningkat 15 persen dibandingkan
sebelumnya," ujar Nasir.
Oleh karena itu, kata Nasir, jika Lab Indonesia 2014
dikunjungi 8.000 orang,
tahun ini ditargetkan
10.0000 pengunjung. “Kami
optimis mengingat Lab
Indonesia semakin dipercayai sebagi media yang paling efektif dan efisien untuk
memenuhi kebutuhan dalam penelitian dan bidang analisis dari berbagai industri
di Indonesia,” tutur Nasir.
Sementara itu, Ketua
Umum Himpunan Kimia Indonesia Muhamad A. Martoprawiro menjelaskan Lab
Indonesia memberi peluang bagi universitas, pusat penelitian, maupun industri
untuk mengetahui perkembangan terakhir pada advanced equipments dan instrumen
yang relevan dengan kerja rutin maupun kerja pengembangan yang dilakukan di
tempat masing-masing. Namun, bagi universitas dan pusat penelitian, instrumen
tidak bisa dilepaskan dari kerja penemuan baru dalam berbagai bidang ilmu.
Disamping itu, kata Martoprawiro, inovasi
dalam R&D bisa terkait dengan diperlukannya instrumen atau peralatan yang
lebih maju. "Jelaskanlah, kemajuan industri kimia di Indonesia berkaitan
erat dengan peningkatan kualitas peralatan yang dimiliki. Pada poin ini, Lab
Indonesia menjadi acara yang layak untuk didukung terkait dengan kemampuannya
menghadirkan peralatan yang berkualitas," kata Martoprawiro.
Martoprawiro
mengungkapkan Industri di Indonesia diawali dengan penggunaan mesin-mesian
produksi atau proses kimir yang diproduksi oleh negara maju. Namun,
keprihatinan pengembangan industri kimia di Indonesia antar lain terkait dengan
alih teknologi, yakni
terjadi peningkatan kemampuan untuk melakukan pengembangan proses-proses baru,
diikuti dengan desain reaktor dan peralatan produksi. (dade)
0 Comments