Nurcahyo Riswanto, Siti Zuhro (berjilbab) dan panelis lain. (Foto: Dade, TangerangNET.Com) |
NET - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama yang
biasa disapa Ahok, bakal maju pada Pilkada DKI lewat jalur independen. Ia tidak
menggunakan partai politik. Meski telah mengambil jalur independen, suara Ahok
diperkirakan masih sedikit unggul dibanding bakal calon lainnya seperti Djarot
Saeful Hidayat, Yusril Ihza Mahendra, Sandiago Uno, Adiyaksa Dault, Roy Suryo,
dan Ahmad Dhani.
Ketua Umum Ormas
Laskar Kibar Indonesia (OKI) Nurcahyo Riswanto mengatakan proses pencalonannya
saja sudah merupakan pekerjaan berat. "Kalau nanti terpilih, efektifkah
pemerintahannya tanpa dukungan partai politik yang direpresentasikan lewat fraksi
di DPRD," ujar Nurcahyo, Kamis (17/3/2016), saat Diskusi Publik Tentang
Kursi Panas DKI 1, di Warung Komando Tebet, Jakarata.
Sementara itu, saat
Pilgub 2012 terjadi fenomena baru di DKI Jakarta. Munculnya partisipasi
masyrakat untuk menentukan Gubernur pilihan rakyat berjalan beriringan dengan partai
politik pengusung. Namun, para relawan
membentuk sekertariat bersama Jokowi-Ahok sebagai tim pemenang pasangan
tersebut.
Nurcahyo mengatakan
pasca pilkada DKI para relawan menyatukan diri dalam Yayasan Kibar Indonesia,
aktif melaksanakan kegiatan Kirab Budaya, Jakarta Night Festival, dan Lomba
baris berbaris Pelajar se DKI Jakarta. "Pada Pilpres 2014, melalui
berbagai aktivitas, para relawan dimaksud turut serta mengantarkan Jokowi-Jusuf
Kalla menjadi Presiden dan Wakil Presiden," ujarnya.
Oleh karena itu, Ormas
Kibar Indonesia dengan visi kekaryaan dan kerakyatan hadir untuk mengawal dan
membantu pemerintahan Jokowi-JK dalam mengimplementasikan program nawacita.
Sementara itu,
Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro, menjelaskan kekhawatiran kesulitan
Ahok dalam memimpin pemerintahannya jika tidak ada naungan oleh partai politik,
juga dikhawatirkan. Ia berpendapat sikap
Ahok yang telah memilih ke luar dari partai yang mengusungnya yakni Gerindra,
jelas membuat posisi dia akan sulit.
"Untuk seorang
pemimpin, keberadaan partai politik dinilai perlu untuk mensinergikan sehingga
terjalin polarisasi yang berkualitas dalam menjalankan roda pemerintahan.
Namun, adanya kontrak politik antara calon dan parpol itu jangan dianggap akan
ada kong kalikong," ujar Siti.
Sementara itu, dengan
adanya parpol maka pemerintahan Ahok pastinya akan menjadi berkualitas. Hal
lainnya yang juga dikhawatirkan Zuhro terhadap Ahok adalah sikap emosionalnya,
sikap emosional Ahok hanya akan membangun konflik.
Zuhro, mengungkapkan
masyarakat Jakarta itu kan heterogen. "Masyarakat Jakarta itukan
heterogen. Ada yang mendukung dan pasti banyak juga yang benci," ungkap
Zuhro. (dade)
0 Comments