Menristekdikti M Nasir: adanya struktur jenis baru. (Foto: Syafril Elain, TangerangNET.Com) |
NET - Indonesia Toray Science Foundation (ITSF) menganugerahkan Penghargaan
Sains dan Teknologi (Science and Technology Award) kepada Tatas H.P.
Brotosudarmo atas pencapaiannya di bidang penelitian sains dan teknologi. Dosen
Universitas Ma Chung Malang ini diberi penghargaan atas pencapaiannya yang luar
biasa dalam riset di bidang biofisika.
"Dalam penelitiannya Tatas berhasil
menemukan adanya struktur jenis baru antena pengumpul cahaya yang dikenal dengan
istilah light harvesting complex (LHCs) pada bakteri Rhodopseudomonas
palustris. Struktur ini memiliki komposisi multiple polypeptide yang mampu
bekerja sebagai matriks cerdas, yang mampu mengatur sifat-sifat optik pigmen
bakteri," kata Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi
(Menristekdikti), Mohamad Nasir, Selasa (8/3/2016), Bali Room, Hotel Indonesia Kempinski, Jalan
MH. Thamrin No. 1, Jakarta Pusat.
Sementara itu, dengan struktur ini bakteri
tetap mampu menyerap energy cahaya meski ia berada dalam lingkungan dengan
intensitas cahaya sangat rendah. Selain itu, struktur ini juga dilengkapi dengan kemampuan
menyimpan energi yang telah diserap. Berbasis pada temuan ini Tatas kemudian
mengembangkan teknologi plasmonik untuk menghasilkan sel surya dengan efisiensi
yang lebih baik.
Tatas memenangkan penghargaan ini dengan menyisihkan
12 orang kandidat lain. Selain memberikan penghargaan di atas, ITSF juga memberikan
bantuan dana riset kepada para peneliti muda di universitas dan lembaga riset
melalui program Science and Technology Research Grant. Tahun ini sebanyak 18
proposal dinyatakan lulus untuk mendapat bantuan dana, dengan total jumlah
bantuan sebesar 700 juta rupiah," ujarnya.
Nasir menjelaskan para pemenang ini dipilih
dari 158 proposal. ITSF juga memberikan Penghargaan Pendidikan Sains (Science
Education Award) yang diberikan kepada 10 orang guru sains tingkat SMP dan SMA
melalui kompetisi pengembangan metode pengajaran sains yang kreatif dan
inovatif. "Namun, pemenang dipilih dari 102 peserta yang melamar,"
ungkapnya.
Oleh karena itu, dalam sambutannya memberikan
apresiasi kepada ITSF yang secara konsisten telah mendukung kebijakan
Kemenristekdikti dalam memberikan stimulasi kepada para peneliti dan innovator
untuk terus berkarya menghasilkan produk riset dan inovasi yang terbaik. “Saya
yakin hasil dari penelitian yang dihasilkan para peraih penghargaan ITSF ini
dapat memberikan kontribusi yang signifikan pada penguatan iklim inovasi di
Indonesia”, ujar Nasir.
Nasir, mengungkapkan pemberian penghargaan ini
adalah kegiatan tahunan ITSF yang sudah berlangsung selama 22 tahun. Hingga
tahun ini ITSF telah memberikan Penghargaan Sains dan Teknologi kepada 22
orang, Penghargaan Pendidikan Sains kepada 181 orang, dan bantuan dana riset
kepada 428 proposal. "Total dana hadiah dan bantuan riset yang telah
diberikan mencapai 16 milyar rupiah," katanya.
Sementara itu, ITSF adalah lembaga nirlaba
yang dibiayai oleh raksasa bisnis Jepang Toray Industries Inc., yang
keberadaannya di Indonesia diwakili oleh PT Toray Industries Indonesia. Bisnis
utama perusahaan ini berbasis pada teknologi bahan maju (advanced materials)
yang diaplikasikan di berbagai bidang seperti tekstil, biji plastik, film,
serta serat karbon.
"Khusus di bidang serat karbon Toray
adalah penguasa pangsa pasar terbesar di tingkat global dengan penguasaan
sekitar 47 persen, di antaranya untuk melayani produsen pesawat terbang seperti
Boeing dan Airbus," ungkap Nasir. (dade)
0 Comments