Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Tumbuh Semangat Masyarakat Indonesia Jadi Bangsa Petarung dan Berkarakter

Mohammad Nasir saat pemaparan kinerja Kemenristekdikti.
(Foto: Dade, TangerangNET.Com) 
NET - Setahun sudah pendididkan tinggi dan ristek dibawah satu nahkoda yaitu Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Semangat masyarakat Indonesia telah tumbuh untuk menjadi bangsa petarung yang kuat dan berkarakter dalam menggapai kesejahtraan dan kemandiriannya.

Menristekdikti Mohammad Nasir mengatakan dalam kaitan itu, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mengklaim jika selama  2015, pihaknya yang dipercayakan oleh Presiden telah melakukan serangkaian upaya untuk mengembangkan inovasi teknologi bersinergi dengan industri.

"Hal tersebut akan dilakukan melalui peningkatan mutu, relevansi, kuantitas, dan kualitas serta kemampuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek)  dan inovasi manusia berpendidikan tinggi," ujar Nasir,  Senin (28/12/2015), saat Pemaparan Menristekdikti tentang Kinerja Tahun 2015 dan Outlook Tahun 2016, di Ruang Rapat Utama Lantai 3 Gedung D, Kemenristekdikti, Jalan Jenderal Sudirman, Pintu I Senayan, Jakarta.

Salah satunya, kata Nasir, yang telah  dilakukan antara lain kerja sama dengan berbagai industri melalui Apindo. Namun, Ini merupakan kolaborasi antara universitas bekerja sama dengan Apindo bahwa selama kepemimpinannya, beberapa hasil riset negeri ini pelan-pelan telah menjadi inovasi nyata.

Misalnya, imbuh Nasir, sejumlah program studi yang telah memperoleh akreditasi international. Bahkan dua perguruan tinggi Indonesia memproleh peringkat 500 besar universitas kelas dunia, dan beberapa keahlian bidang imu di perguruan tinggi memproleh peringkat 200 besar program study kelas dunia.  Salah satu perguruan tinggi itu yakni Institut Pertanian Bogor (IPB)  rangking 150 dunia.

"Riset yang ada selama ini  hanya protipe, tapi baru sekarang saat ada Dirjen inovasi bisa 10 capaian inovasi," ujarnya.

Sementara itu, kata Nasir, pihaknya telah memiliki Rencana Induk Riset Nasional yang akan memandu peneliti dan dosen dalam melakukan beragam riset dan pengembangan. Rencana itu juga diharapkan bisa menghasilkan inovasi yang bermutu dan laik industri, terutama dalam 11 bidang riset prioritas yaitu pertanian dan pangan, energi, energi baru,  dan terbarukan, obat dan kesehatan, informasi dan komunikasi, transportasi, keamanan dan pertahanan, nanoteknologi, maritim, kebencanaan, kebijakan, dan sosial humoniora.

Dalam rangka peningkatan relevansi, pada  2015, Kemenristekdikti telah melakukan beragam uapaya untuk membawa inovasi dan teknologi kepada industri dan masyarakat yang membutuhkannya, antara lain melalui pengembangan prototipe inovasi laik industri atau proses hilirisasi, pendirian dan pengembangan Science and Teknology Park, pendirian Pusat Unggulan Inovasi, pengembangan klaster inovasi daerah untuk meningkatkan daya saing daerah, sinergi aktor inovasi pusat dan daerah dalam pengembangan produk unggul daerah, inkubasi bisnis teknologi, serta penerapan teknologi di industri dan masyarakat.

Namun, untuk meningkatkan relevansi tenaga kerja terdidik dengan kebutuhan industri, dilakukan pendirian Akademik Komunitas untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga kerja jangka pendek (Diploma 1 dan 3) di sekitar 90 wilayah, serta pemberdayaan mahasiswa melalui program kewirausahaan sehingga nantinya tidak hanya mampu mengisi kebutuhan pasar kerja di dalam maupun luar negeri, tetapi juga mampu membangun usaha sendiri, self-employed, bahkan juga membuka lapangan kerja baru bagi orang lain.

Nasir menjelaskan  banyak inovasi lainnya yang dikembangkan melalui beragam skema penelitian dan pengembangan serta penguatan inovasi, melalui Kemenristekdikti, BPPT, LIPI, LAPAN, BATAN, BIG, BSN dan kerjasama dengan lembaga lainnya dan industri.

"Indonesia melalui sekelompok penelitiannya telah menemukan satu aspek penting dalam revolusi industri, yang biasa muncul seratus tahun sekali, yaitu ‘brain to brain communication’," ungkapnya. (dade)

Post a Comment

0 Comments