Menteri Nasir dan mahasiswa penerima Bidikmisi. (Foto: Dade, TangerangNET.Com) |
NET - Hari pahlawan
adalah simbol perjuangan. Pahlawan menjadi tumpuan masyarakat untuk mencapai
perubahan ke arah yang lebih baik. Sama halnya dengan Program Bidikmisi, hadir untuk memutus mata rantai kemiskinan.
Namun, perjuangan itu kemudian dilakukan oleh para mahasiswa penerima Bidikmisi
untuk berjuang bagi dirinya sendiri, keluarga, dan masyarakat nanti di masa
depan.
Menteri Riset
Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir mengatakan Insan-insan
cerdas inilah yang akan menjadi tumpuan perjuangan bangsa untuk meraih
cita-cita perubahan sehingga Indonesia yang luar biasa kaya akan sumberdaya
alam dan keberagaman masyarakat, serta budaya menjadi lebih baik.
"Negara hadir
untuk membantu para pejuang muda ini dalam mencapai cita-citanya. Negara hadir
untuk membantu para pejuang ini meningkatkan taraf ekonomi dan
intelektualitasnya," ujar Nasir, Selasa (10/11/2015), saat acara
"Penyerahan Bantuan Bidikmisi dan Beasiswa Afirmasi 2015" di Kampus
Universitas Brawijaya (UB), Malang, Jatim.
Sementara itu,
nilai-nilai itulah yang menjadi dasar Bidikmisi ada di antara kita semua.
Semangat perjuangan itulah nantinya yang harus dipegang teguh oleh penerima
Bidikmisi. Jangan pernah menyerah. Para pahlawan bangsa ini telah membuktikan
hal itu. Mereka berjuang pada kondisi yang memprihatinkan, namun mereka
berhasil.
Pada acara tersebut,
Nasir memberikan bantuan Bidikmisi dan beasiswa Afirmasi kepada mahasiswa dari
beberapa Perguruan Tinggi di wilayah Jawa Timur sedikitnya 865 orang dan
dilakukan secara simbolis kepada 45 orang untuk kedua program tersebut.
"Orang yang
sukses belum tentu dari kalangan yang mampu secara ekonomi, namun dari orang
yang bekerja keras. Oleh karena itu, jangan pernah berkecil hati. Jadilah orang
yang sukses," ujar Nasir.
Nasir menjelaskan
Pemerintah sedang mencanangkan
program khusus yakni setiap mahasiswa berkesempatan mendapat jenjang
tertinggi dalam waktu yang cepat yaitu
'Program Indonesia Mencari Doktor'. Program tersebut rencananya juga akan
diberikan kepada mahasiswa Bidikmisi yang dianggap potensial untuk program
tersebut.
Saat dialog dengan
mahasiswa Bidikmisi dan Afirmasi ,Nasir menjawab keinginan para mahasiswa
dengan menjanjikan akan membuat regulasi untuk bimbingan khusus bagi para mahasiswa
dari perguruan tinggi, terutama yang ikut dalam program Afirmasi. “Jangan
sampai ada yang di drop out, namun harus dibimbing terus sampai menjadi
sukses", ujarnya.
Sementara itu, pada
acara tersebut Universitas Brawijaya (UB), Rektor Mohammad Bisri mengatakan sebenarnya mahasiswa Bidikmisi dan Afirmasi
dari kalangan tidak mampu, dapat memberikan prestasi tidak hanya nasional namun
juga internasional. Ini membuktikan mahasiswa Bidikmisi dapat bersaing dengan
mahasiswa umum.
dalam kesempatan yang
sama di Malang, Nasir mengunjungi rumah
mahasiswi penerima Bidikmisi, Vidya Mega Permatasari. Vidya yang berkuliah pada
jurusan Pendidikan Bahasa Inggris di UB ini setiap harinya berjalan kaki
sekitar 5 kilometer ke kampus karena tidak sanggup untuk membayar angkutan kota
menuju kampusnya.
"Vidya hanya tertegun ketika ternyata
Menristekdikti hadir menyambanginya di Jalan Kelapa Sawit Kota Malang,"
ungkap Bisri.
Oleh karena itu, Vidya
masuk melalui jalur SBMPTN 2015. Kemudian Nasir pun menanyakan apakah biaya
berkuliah di UB memberatkan atau tidak. "Awalnya ketika melihat jumlah
uang kuliah, saya hanya kaget dan merenungi apakah bisa lanjut berkuliah di UB.
Tapi kemudian, akhirnya saya dapat Bidikmisi dan sekarang saya sangat senang
karena sangat membantu," kata dara yang kini hanya hidup dengan Bapaknya
itu.
Tapi Vidya senang
bukan kepalang karena akhirnya Menteri Nasir memberikan bantuan untuk membeli
sepeda bagi Vidya. “Gunakan nanti untuk kamu menimba ilmu, dan jadilah orang
yang sukses di masa depan,” pesan Nasir
dan Vidya tampak sumringah dengan pemberian tersebut. (dade)
0 Comments