Mendikbud Anis Baswedan saat berbicara di hadapan budayawan. (Foto: Dade, TangerangNET.Com) |
NET - Program "Belajar Bersama Maestro" bagi
seluruh anak muda di Indonesia bertujuan sebagai kaderisasi pegiat kebudayaan
di berbagai daerah.
"Maestro itu tidak harus selalu di
Jakarta, tetapi bisa dijalankan di seluruh daerah, salah satunya pendongeng
dari Aceh, Agus PM. Toh, itu sebenarnya bisa dikaderisasi," ujar Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan,
Selasa (22/9/2015), malam, saat acara pemberian 'Penghargaan Kebudayaan 2015', di Teater
Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Program "Belajar Bersama Maestro"
yang telah diluncurkan sejak Juni 2015 memberi kesempatan bagi anak muda di
seluruh negeri untuk berinteraksi dengan para maestro. Namun, dalam program
tersebut,
kata Anis,
siswa setingkat SMA diundang kemudian diseleksi lewat proses penunjukkan karya. Kemudian dikurasi hingga akhirnya terpilih dan ditempatkan di Jakarta
untuk tinggal seminggu bersama maestro di berbagai sektor kesenian.
Anies menjelaskan mereka bukan belajar
teknisnya, tetapi interaksi dan inspirasi
dari maestro. Bayangkan, akumulasi pengalaman bertahun-tahun dari sang maestro
bisa disalurkan dan anak-anak dapat kesempatan untuk belajar.
"Bibit-bibit penggiat budaya sebagai
kader dari maestro bisa mencegah stagnasi kebudayaan Indonesia," ujarnya.
Selain itu, penggagas "Indonesia
Mengajar" itu juga berharap agar masyarakat tidak perlu takut untuk
memasukkan segala bahan kebudayaan dari luar, asalkan dapat mengembangkan atau
memperkaya kehidupan bangsa Indonesia.
Kalimat
yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara tersebut dikutip Anies untuk mendorong
agar kebudayaan bisa dinamis dan terus berkembang.
"Saya membayangkan 20 tahun ke depan akan
muncul generasi-generasi baru yang memiliki kesadaran akan tradisi, memahami
kemodernan dan bisa mengekspresikan kemodernan tersebut dengan cara
keindonesiaan," ungkap Anies. (dade)
0 Comments