![]() |
Dokter David Sidabutar: darah bisa diawetkan. (Foto: Syafril Elain, TangerangNET.Com) |
NET - Bagi Palang Merah Indonesia (PMI) Kota
Tangerang menjadi hari “perhitungan”, saat umat muslim menjalankan ibadah puasa
Ramadhan. Soalnya, pendonor darah pada bulan puasa turun drastis sampai 50 atau
60 persen dalam sehari.
“Ya, kita pada bulan puasa
kehilangan 50 sampai 60 persen pendonor darah.
Hal ini bisa terjadi karena ada sebagian orang menganggap kalau donor
bisa batal puasanya,” ujar Direktur Unit Donor Darah PMI Kota Tangerang dokter
David Sidabutar kepada TangerangNET.Com, Senin (22/6/2015) malam.
Dokter David menjelaskan soal
batal dan tidak orang mendonorkan darah saat puasa, bukan menjadi ranah PMI. “PMI
Kota Tangerang harus membuat perhitungan atau strategi agar persediaan darah
tetap ada,” ucap David.
Selain bulan puasa,
kata David, donor darah pun berkurang pada saat Lebaran dan sesudah Lebaran sampai
dua minggu. Hal ini bisa terjadi karena penduduk Kota Tangerang sebagian besar
mudik termasuk yang selama ini menjadi pendonor darah untuk PMI.
Dokter David
menjelaskan meski persediaan darah berkurang tapi PMI Kota Tangerang tetap
melayani permintaan darah dari rumah sakit yang tersebar di Kota Tangerang dan sampai
seprovinsi Banten. “Setahu saya, sekitar 100 rumah sakit yang dilayani PMI Kota
Tangerang untuk mendapatkan darah segar,” ungkap David.
Oleh karena itu, imbuh
David, ada sejumlah kiat atau strategi yang dilaksanakan oleh PMI Kota
Tangerang agar persediaan tetap ada dan cukup. Pertama, sebulan sebelum bulan
puasa petugas PMI melancarkan gerakan donor darah 13 kecamatan baik di kantor
kecamatan maupun di kantor kelurahan.
Cara kedua, kata
David, yakni petugas menggerakan mobil unit keliling kepada penduduk non-muslim
di seputar gereja atau vihara agar mereka mau donor darah. Mobil
unit keliling juga dapat diarahkan pula kepada penduduk muslim seusai solat tarawih untuk
donor darah.
Menurut dokter David,
cara lain untuk mengantisipasi stok darah menipis dengan memakai pengawet.
Misalnya, darah segar tersebut dalam batas normal bertahan sampai 30 hari tapi
dengan diawetkan bisa menjadi bertahan selama 42 hari.
“Cara ini memakan
biaya tambahan. Hal ini bisa terjadi karena bahan pengawet darah harganya cukup
mahal,” jelas David tanpa merinci besaran biaya pengawet.
Bila persediaan sangat
menipis, kata David, PMI Kota Tangerang akan meminta kepada keluarga pasien
yang membutuhkan darah agar mau mendonorkan darahnya sebagai pengganti. “Kita akan memotivasi keluarga pasien agar mau
mendonorkan darahnya demi untuk menutupi kekurangan stok darah,” ucap David.
Sementara Hendrik Alamsyah mengatakan PMI Kota Tangerang selalu punys cara untuk mengantasipasi kekurangan stok darah. "Buktinya, PMI Kota Tangerang tidak pernah kosong sama sekali persediaan darah demi untuk membantu pasien yang membutuhkan," pungkas Hendrik.
Sementara itu,di
situs PMI Kota Tangerang kini tercatat
stok darah, golongan A ada 782 kantong, B ada 782 kantong, AB ada 176 kantong,
dan golongan ada 1.181 kantong. (ril)
0 Comments