Dwi Asmaryati: ini menjadi bahan evaluasi kami. (Foto: Erlangga, TangerangNET.Com) |
NET - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan dibanjiri pertanyaan dan keluhan dari para kader
kesehatan Kota Tangerang Selatan
(Tangsel). Bahkan para kader kesehatan menemukan kesulitan apabila pengguna menggunakan kartu
BPJS mengalami hambatan dari petugas rumah sakit.
"Apabila ada rumah sakit swasta atau Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) mempersulit dengan
dalih-dalih yang tidak logis, segera laporkan ke BPJS Kesehatan,” ujar Kepala Unit BPJS Kesehatan Tangerang Dwi Asmaryati saat sosialisasi di wilayah Tangsel, Jumat
(12/6/2015).
Dwi menyebutkan keluhan tersebut dapat
disampaikan ke kantor BPJS Kesehatan di Jalan Printis Kemerdekaan, Cikokol, Kota Tangerang. “Keluhan ibu-ibu ini menjadi bahan evaluasi kami. Tentunya, kita akan terus berusaha dan berupaya untuk dapat memperbaiki," ucap Dwi menjanjikan.
BPJS Kesehatan melakukan sosialisai di
tengah-tengah acara pembinaan kader kesehatan dalam rangka peningkatan kualitas
kader kesehatan tahun anggaran 2015 yang diselenggarakan di Gedung Serba Guna Puspitek, Kota Tangsel.
"Saya harus menyosialisasikan BPJS
Kesehatan ini ketiga kabupaten dan
kota di Provinsi Banten (Kota Tangerang, Kabupaten
Tangerang, dan Kota Tangsel-red) agar masyarakat dapat memaknai betapa pentingnya kesehatan. Lagi pula, menurut perundang-undangan warga negara Indonesia wajib
mengikuti program BPJS ini. Semoga setelah saya sosialisasi
ini bisa menjadi pengetahuan baru dan menambah wawasan
untuk kita semua tentunya," ujar Dwi
mengharapkan.
Dwi menjelaskan BPJS itu bermula dari PT Askes yang saat itu hanya mengelola 16 juta sekian pengguna Askes.
Namun setelah PT Askes berubah
menjadi BPJS pada 1 Januari 2014 lalu sehingga cakupan tugas akhirnya bertambah menjadi se-Indonesia.
Dwi menambahkan saat ini jumlah pengguna BPJS skala nasional sebanyak 145
jutaan dan di Kota Tangsel
baru mencapai 3.200-an
pengguna. (re/ril)
0 Comments