Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Gedung Puspemkot Tangerang Bocor dan Keramiknya Retak

Gedung Pusat Pemerintah Kota Tangerang: rembesan air.
  (Foto: Istimewa)   
NET -  Gedung Pusat Pemerintahan Kota Tangerang (Puspemkot) yang dibangun sejak tahun 2001 lalu, kini mulai bocor dan lantainya retak-retak serta pecah. Padahal tiap tahun gedung tersebut memiliki angaran pemeliharaan rutin dari APBD yang nilainya mencapai ratusan juta rupiah.

Berdasarkan pemantauan di lapangan, bocornya gedung dan lantainya pecah-pecah di Puspemkot  itu hampir terlihat di setiap lorong bangunan yang berlantai lima  tersebut, terutama  yang terjadi di lantai tiga.

Selain langit-langitnya bernoda kecoklat-cokatan karena terkena rembesan air, juga terlihat kusam. Begitu pula dengan lantainya yang menggunakan keramik putih berukuran sekitar 60 Cm persegi. Kini keramik-keramik tersebut mulai retak dan pecah-pecah.

Dikonfirmasi masalah itu, Tatang Sutisna,  Asisten Daerah (Asda 3)  Pemda Kota Tangerang mengatakan bocornya gedung Puspemkot Kota Tangerang bukan lantaran diterpa air hujan. Melainkan karena  rembesan air dari Air Condition (AC) yang ada di setiap ruangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

"AC-nya memang berada di setiap ruangan. Tapi pembuangan  pipa airnya itu melintang di atas lorong. Sehingga bila pipa itu berembun, menimbulkan rembesan ke plafon atau langit-langit ruangan tersebut," ucap  Tatang.

Akibatnya, langit-langit itu tidak tahan lama dan perlu perawatan. Namun, kata Tatang untuk merawat langit-langit dan keramik itu dilakukan secara parsial  "Jadi di mana yang rusak itu, yang kita tangani dan tempatnya selalu berpindah-pindah," ungkap Tatang.

Adapun anggaran yang disiapkan  untuk melakukan perawatan gedung tersebut setiap tahunnya mencapai Rp 200 juta. Namun dalam bentuk  material seperti keramik berapa dus, kran, dan pipa air berapa batang, Gipson, dan lain-lainnya.

Perawatan itu, kata Tatang,  ditangani lansung oleh bagian umum Kota Tangerang. "Kalau pengerjaan ini, kita tangani sendiri karena selaian nuilainya kecil, kerusakannya tidak bisa diprediksi," papar Tatang. (man)

Post a Comment

0 Comments