SOROT TANGERANG – Stadion Benteng yang berdiri di
Jalan Taman Makam Pahlawan (TMP) Taruna, Kota Tangerang, ini terlihat
kusam, Kamis (18/12). Stadion berkapasitas 25.000 tempat duduk itu
seperti tidak diurus, pada bagian depan dinding warna tidak jelas lagi,
lebih tepat disebut kusam.
Hanya di bagian samping kiri dan kanan stadion warna agak cerah
karena di situ ada kantor Sekretariat Pengurus Cabang PSSI Kota
Tangerang dan kantor Sekretariat Pengurus Cabang PSSI Kabupaten
Tangerang. Di depan berdiri sejumlah warung menjual aneka minuman ringan
dan aneka makanan.
Stadion yang penggunaannya diresmikan pada tanggal 11 Januari 1989
oleh HR Mohammad Yogie SM yang ketika itu Gubernur Jawa Barat, menjadi
kebanggaan warga Tangerang. Apalagi ketika Persita, kesebelasan di bawah
naungan Pemerintah Kabupaten Tangerang berjaya. Lantas belakangan lahir
Persikota, kesebelasan di bawah naungan Pemerintah Kota Tangerang.
Lantas dijuluki sebagai “Bayi Ajaib” atau “Bayi Tabung”.
Kedua kesebelasan pun bersaing meraih prestasi di liga bergengsi
sepakbola PSSI untuk mengejar siapa yang terbaik di antara keduanya di
Tangerang. Persaingan bukan hanya mengejar prestasi di lapganan hijau
tapi penggemarnya pun ikut bersaing di luar stadion yakni Benteng Viola
sebagai pendukung fanatik Persita dan Persikota pun punya pendukung yang
fanatik yakni Benteng Maniak.
Akibatnya saat terjadi derby, pertandingan antara Persita dan
Persikota di Stadion Benteng, selalu dipadati oleh kedua pendukung
kesebelasan. Tentu menimbulkan kerawanan dan setiap kali dilangsungkan
pertandingan selalu diwarnai dengan kericuhan dan tawuran.
Berulang kali diupayakan agar kedua pendukung berdamai karena setiap
kali terjadi tawuran antara kedua pendukung membawa dampak terhadap
masyarakat yang bertempat di seputar stadion. Kondisi ini membuat repot
polisi dalam hal ini Polres Metro Tangerang sebagai institusi yang
bertanggung jawab terhadap keamanan.
Kericuhan tidak bisa dicegah setiap kali derby membuat Polres Metro
Tangerang dan MUI Kota Tangerang bersepakat melarang kegiatan
pertandingan sepakbola di Stadion Benteng sejak musim kompetisi PSSI
2012/2013. Sejak itulah kegiatan pertandingan sepakbola di Stadion
Benteng menjadi sepi “order”.
Faktor penyebab lainnya, kepemilikan Stadion Benteng pun menjadi
rebutan antara Pemda Kabupaten Tangerang dan Pemda Kota Tangerang. Pemda
Kota Tagerang merasa memiliki karena pembangunan gedung Stadion Benteng
tidak pernah dikucurkan dari APBD dan semua dari swadaya masyarakat.
Namun, sebaliknya Pemda Kabupaten Tangerang merasa Stadion Benteng
sebagai aset yang belum dilepas.
Perselisihan antar pendukung dan antar pemerintah daerah, membuat
Stadion Benteng yang berdiri atas tanah seluas 44.000 meter persegi
menjadi merana. Sampai kapan Stadion Benteng yang pernah menjadi
kebanggaan warga Tangerang ini terus kusam dan menjadi semakin kusam?
Semoga ini cepat berakhir. (syafril elain)
Foto diambil Kamis (18/12) oleh Syafril Elain
0 Comments