SOROT TANGERANG - Penerbangan maskapai Lion Air hingga Senin (23/2) belum berjalan normal. Terbukti dengan terjadinya delay terhadap enam jadwal penerbangan ke berbagai daerah.
Berdasarkan data yang diperoleh di Terminal 1-B Bandara
Soekarno-Hatta (BSH), dari beberapa jadwal penerbangan yang
diberangkatkan Senin (23/2) enam di antaranya mengalami penundaan.
Keberangkatan yang ditunda tersebut tiga pesawat jurusan Palembang,
Sumatera Selatan yaitu JT 336, JT 348 dan JT 842. Dua pesawat jurusan
Medan, Sumatera Utara seperti JT 208 dan JT 212, serta JT 356
jurusan Padang, Sumatera Barat.
Akibat penudaan tersebut banyak calon penumpang Lion Air kecewa. "Ya
kalau begini terus, tentu kami kecewa," ungkap Novi, salah seorang
penumpang Lion Air tujuan Padang.
Novi mengingatkan keberangkatan setiap para penumpang ke berbagai
daerah pasti ada keperluan dan kepentingan, seperti, bisnis, kerja, dan
keperluan keluarga hingga kemalangan.
Oleh karena itu, kata Novi, Pemerintah harus tegas menangani
penerbangan supaya perstiwa yang terjadi pada Lion Air tidak terulang
lagi. Begitu pula dengan penerbangan lainnya.
Dikonfirmasi masalah tersebut, Manager Humas PT Angkasa Pura 2,
Achmad Syahrir membenarkan adanya enam pesawat Lion Air yang mengalami delay satu sampai tiga jam. Namun demikian, kata dia, untuk para penumpang yang mengalami delay
itu harus mendapat kompensasi seperti yang diatur dalam Peraturan
Menteri Perhubungan nomor 77 tahun 2011, sehingga bagi mereka yang
mengalami penundaan 30 - 90 menit akan mendapatkan kompensasi merupakan
makanan. Sedangkan bagi bereka yang tertunda melewati empat jam harus
mendapatkan kompesasi Rp 300 ribu.
Namun demikian fakta di lapangan berbeda, banyak calon penumpang yang mengalami delay hingga belasan jam tidak mendapat apa-apa. Bahkan refund yang mereka terima lebih kecil dari yang telah mereka keluarkan.
Seperti yang dialami Firman asal Garut, sejak terlantar di BSH pada
Kamis lalu ia tidak mendapat kompensasi apa-apa dari Lion Air. Bahkan,
ketika tiketnya di refund, uang tiket yang awalnya Rp 414 ribu dipotong menjadi Rp 390 ribu. "Alasannya memang biaya online segitu," ucap Firman keheranan. (man)
0 Comments