Dr Mahfud Fauzi dan buku "Gerak Membawa Berkah" (Foto: Istimewa) |
"Perubahan dimulai dari bergerak, bagaimana pergerakan
itu melahirkan manfaat keajaiban/amazing dalam tatanan individual maupun
kolektif. Tentunya, keajaiban itu harus menghembuskan nafas yang berkah, pergerakan
yang memiliki daya plus kebaikan," ujar pria yang tahun ini menjadi tim
literasi digital nasional.
Penulis mendeskripsikan kisah bergeraknya Bunda Hajar pada
saat membutuhkan air di tengah kehausan baby Ismail. Di tengah padang pasir,
tidak ada warung, tidak ada go send atau go food. Yang dilakukannya adalah
bergerak dan bergerak.
Memulainya dengan sikap optimis dan positif bahwa di Bukit
Sofa ada air, nyatanya tidak ketemu. Tak berhenti di situ, tampaknya di Bukit
Marwah ada air, tetap saja nihil tidak ditemukan air. Hal ini terus dilakukan
sampai puncak ketujuh kalinya dengan seraya melibatkan Allah dalam doanya.
Akhirnya yang datang bukan hanya air untuk baby Ismail, akan
tetapi air zamzam untuk sepanjang zaman, air untuk keperluan apa saja. Demikian
pergerakan yang mengubah menjadi berkah.
Penasihat ICMI Suhanda mengatakan kehadiran buku Gerak
Membawa Berkah ini bisa menginspirasi generasi milenial untuk bergerak,
berkarya, dan berprestasi.
Bedah buku Gerak Membawa Berkah ini mendapat banyak respon
positif dari peserta yang hadir. Mulai dari otokritik makna hakiki keberkahan,
pengembangan makna yang lebih holistik dari gerak individu dan gerak kolektif,
serta komentar dukungan yang bersifat dorongan untuk terus berkarya menulis
buku.
Demikianlah acara bedah buku yang digelar secara virtual
pada Minggu (19/9/2021) oleh ICMI Orsat Pinang. (*/rls)
0 Comments