DR. H. Rahmat Salam, M. Si (Foto: Istimewa/koleksi pribadi) |
Oleh: DR. H. Rahmat Salam,
M.Si
KOTA Tangerang Selatan adalah
sebuah daerah yang menjadi penyangga ibukota Jakarta. Masalah besar yang
dihadapi oleh Kota Tangerang Selatan (Tangsel) adalah tata kelola aliran sungai
dengan daya serap hujan melalui hutan kota yang akan menjadikan Kota Tangerang Selatan jadi
kota yang sehat.
Pembangunan kota akan mempengaruhi
kondisi sebuah wilayah. Misalnya, di sekitar kota seperti halnya Kota Tangerang
Selatan, pembangunan yang ada akan berdampak langsung terhadap kualitas udara
dan air serta kualitas hidup penduduk kota secara keseluruhan.
Analisis Dan Kajian
Pengelola”an” aliran sungai di Kota
Tangerang Selatan akan berfungsi untuk menyaring air, mengendalikan banjir dan
menyediakan ruang rekreasi sekaligus sebagai aplikasi Leasure Economy. Konsep
menyaring air atau menangkap air hujan sudah banyak ilmunya, tinggal kita menerapkannya
saja yang belum tuntas. Jadi, mari kita tuntaskan untuk air bersih warga yang
cukup dan memadai.
Tentang konsep mengendalikan
banjir merupakan konsep yg relatif mudah, hanya butuh kebijakan publik yang
berpihak kepada rakyat, konsep ini hanya memerlukan ketegasan yang santun dalam
memimpin Tangsel ke depan. Konsep menyediakan ruang rekreasi “yang gratis”
sekaligus Aplikasi leasure economy, hanya tinggal memanfaatkan yang ada.
Implementasi
Kota Tangerang Selatan mesti
dibuat program hutan kota untuk meningkatkan upaya pelestarian hutan yang telah
berjalan dengan memberikan energi tambahan, membuka akses terhadap sumber daya
dan mendorong tujuh kecamatan yang ada
di Kota Tangerang Selatan untuk mengambil langkah baru yang berani dengan
memanfaatkan dana Kelurahan untuk pembangunan yang berbasis pada pengelolaan
lingkungan yang hijau, bersih, segar, dan sehat.
Untuk hal tersebut, ke depannya
Kota Tangerang Selatan membutuhkan pemimpin atau Walikota dan Wakil Walikota
yang mesti membangun Inisiatif dengan menyediakan forum-forum, ikatan-ikatan
organisasi, CSR (Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social
Responsibility) berbagai perusahaan, maupun LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dan
lainnya, yang lembaganya merupakan “Laskar Lingkungan” untuk menggerakkan
program pembangunan Kota Tangerang Selatan yang menjadi support system' dari
Megapolitan Jakarta.
Dan ke depannya, Pemerintah Kota
Tangerang Selatan harus dapat memberikan dukungan teknis yang dibutuhkan untuk
meningkatkan keterhubungan antara kota dan lingkungan baik sungai, hutan kota
hingga sentra ekonomi seperti pasar (Pasar Serpong, Pasar Jombang, dan Pasar
Ciputat) dan limbahnya harus disinergiskan dalam konsep Kota Tangsel yang
berwawasan lingkungan.
Guna mengkaji Kota Tangsel yang
lebih dalam, kita perlu membaca Kota Meksiko, yang dihuni lebih dari 8,8 juta
penduduknya, Kota Meksiko menyinergikan hutan ke dalam strategi urban mereka
untuk menanggulangi masalah-masalah besar yang dihadapi.
Hampir 60 persen wilayah Kota
Meksiko dilindungi oleh lahan konservasi. Ruang-ruang hijau ini membantu
penyerapan air hujan untuk mengembalikan kondisi lapisan tanah yang mengalami
eksploitasi berlebihan, mengurangi emisi karbon dioksida dan menyediakan
habitat bagi lebih dari 4.500 spesies tumbuhan dan hewan.
Dan baru-baru ini, Kota Meksiko
telah membangun Forest Carbon Bond yang akan melindungi lebih dari 2.000 hektar
hutan San Nicolás Totolapan selama 30 tahun mendatang. Hutan-hutan ini
diperkirakan akan mampu menangkap lebih dari 33.000 ton karbon dalam lima tahun
mendatang saja atau setara dengan emisi yang dihasilkan dari penggunaan energi
di 18 ribu rumah setiap tahunnya.
Meniru hal yang baik tersebut,
Kota Tangsel pernah mendapatkan penghargaan penanaman satu miliar pohon yang
diterima langsung oleh ibu Airin Rachmi Diany dari Presiden Joko Widodo pada
tahun 2015 ketika itu, maka sesungguhnya Kota Tangsel sudah memulai langkah itu
dengan membangun kota di tengah Hutan dan membangun Hutan di tengah Kota
Tangsel. Di samping memberdayakan 9 (sembilan) Situ yang masih bisa disehatkan dari
13 Situ yang terdaftar di Kota Tangsel.
Pemerintah Kota Tangerang Selatan
ke depannya juga harus meningkatkan kenyamanan lingkungan dengan melakukan revitalisasi
pedestrian di setiap wilayahnya, agar para pejalan kaki merasa nyaman dan
terhubung dengan sentra kuliner, pasar tradisional dan pusat perbelanjaan
sekaligus. Karena itu, lintas OPD (Organisasi Perangkat Daerah) harus
bersinergi secara harmonis.
Kini bolehlah, pedestrian di wilayah
Kota Tangerang Selatan dibangun mengacu pada pedestrian di wilayah Jalan MH
Thamrin Jakarta, dikembangkan dengan konsep yang ramah wisatawan, ramah pejalan
kaki.
Secara estetika banyak sekali yang
dapat ditampilkan untuk Kota Internasional Tangsel, keterpaduan Dinas Bangunan
dan Tata Ruang bersama Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan harus selalu
harmonis bersama juga dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dalam APBD nya,
saling menunjang dan saling menguatkan, karena saat ini sudah saatnya mengimplementasikan
konsep Tangguh Bertumbuh yang didengungkan dalam giat HUT (Hari Ulatan Tahun) Kota
Tangsel yang ke-11 tahun lalu.
Penutup
Era globalisasi yang semakin
modern teknolognya yang ada seperti saat ini, yang harus diperkuat adalah
pendidikan dan ketrampilan generasi muda yang siap kerja di Kota Tangerang
Selatan. Pembangunan yang berbasis lingkungan harus mampu memotivasi generasi
muda untuk menjadi bagian penting dalam proses pembangunan di Kota
Internasional Tangerang Selatan.
Generasi muda Kota Tangerang
Selatan harus kuat dalam karakter diri dengan menjunjung tinggi dan tidak
mengabaikan nilai nilai Pancasila, UUD (Undang Undang Dasar) 1945, NKRI (Negara Kesatuan Republik
Indonesia) dan ke-Bhinnekaan bangsa, karena Kota internasional Tangerang
Selatan adalah sebagai bagian dari support system bangsa Indonesia yang
majemuk, sangat dibutuhkan suatu terobosan yang baik dalam penataan kualitas
hidup penduduknya di wilayah Kota Tangerang Selatan saat ini.
Suatu keniscayaan bahwa generasi
muda Kota Tangsel sangat diandalkan dalam membangun komitmen kota yang
berwawasan lingkungan, generasi muda tersebut adalah para Laskar Lingkungan
yang selalu siap, kapan saja dan di mana saja di 54 kelurahan yang ada di Kota
Tangsel, kota Internasional yang berwawasan lingkungan.
Semoga. (***)
Penulis adalah mantan Kepala Dinas
Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangsel dan sekarang Asda 1
Pemkot Tangsel.
0 Comments