![]() |
Dr. Wahyu W, Pandoe dan pimpinan BPPT serta Rektor Uninus dan para dosen Uninus, Bandung. (Foto: Istimewa) |
NET - Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT) sedang menggalakan dan meningkatkan komponen dalam
negeri. Salah satu contoh pembuatan Mesin Bubut CNC dan Mesin Milling suatu hasil
yang membanggakan lebih dari 60 persen sukses.
Deputi Kepala BPPT Bidang
Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa Dr Wahyu W. Pandoe mengatakan
putra-putri Bangsa sudah bisa memproduksi mesin perkakas dengan manufaktur, ke depannya
akan ditingkatkan lagi.
“Saat ini masih tiga aksis atau
tree aksis, ke depannya akan kita tingkatkan lebih atas. Misalnya, yang lebih
ling bosis yang lebih jauh power full. Sekarang pun sudah sangat mencukupi
kebutuhan industri manufaktur maupun keperluan pendidikan termasuk
kemanfaatannya di mesin," ujar Wahyu W. Pandoe, Senin (7/5/2018), saat
acara Peresmian Laboratorium CNC UNINUS serta Peluncuran Prototype Mesin Bubut
CNC Milling CNC BPPT, di Universitas Islam Nusantara (UNINUS), Jalan Soekarno
Hatta No. 530, Bandung, Jawa Barat.
Program BPPT ini, kata Wahyu, terus
berjalan yang intinya dengan mitra industri ataupun perguruan tinggi. Jadi
hasil-hasilnya coba dideliver.
“Kita optimalkan dan manfaatkan
bersama serta sinergikan agar produk ini bisa termanfaatkan dan bisa uji
disini. Ini Proto Type pertama, kemudian
kalau lolos uji verifikasi masuk skala industri untuk diproduksi massal,”
ungkap Wahyu.
Wahyu menjelaskan mengambil ahli
komponen impor mesin CNC Milling ini, untuk bisa diproduksi dalam negeri. Ada
beberapa komponen luar negeri yang dibeli, tapi semakin lama semakin sedikit. Artinya,
semakin lama ditingkatkan dan sekarang sudah lebih dari 60 persen untuk mesin
CNC.
Sementara itu Ir. Fargan Jadid menjelaskan telah
mengembangkan purwarupa mesin bubut CNC kapasitas 5.5 KW dan mesin milling CNC
kapasitas 3.7 KW yang diberi nama mesin bubut Kirana CNC Kirana 5 dan mesin
milling CNC GAYATRI 5.3.3. Setelah melewati tahapan perancangan, produksi, dan
assembling langkah selanjutnya adalah proses pengujian untuk mengetahui pencapaian
kualitas dayaguna dari mesin CNC yang diinginkan.
"Pengetesan terhadap
ketelitian geometri (geometric test), dan juga dilakukan uji pemotongan
(cutting test) sesuai dengan standard ISO1304-1 : 2004. Untuk mengetahui
kehandalan (realibility) dari kedua purwarupa mesin CNC tersebut, maka
dilakukanlah kerjasama dalam pemanfaatan purwarupa mesin CNC BPPT dengan
menempatkannya di Kampus Universitas Islam Nusantara Bandung," kata
Fargan.
Dengan penempatan tersebut, kata
Fargan, pemanfaatan dan beban pemakaian
mesin CNC yang tinggi dalam rangka uji coba dapat dioptimalkan dan sekaligus
dapat mendukung dunia pendidikan dan pengajaran di bidang teknik manufaktur di
UNINUS. Sinergi pemangku kepentingan untuk mengurangi ketergantungan teknologi
asing, perlu dikembangkan kemandirian teknologi dalam negeri pada industri
mesin perkakas, sebagai dasar atau penyokong utama industri mesin atau
engineering industri.
Fargan mengungkapkan pada era
globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia industri sangat tinggi. Faktor
dominan dalam memenangkan persaingan tersebut adalah QCD atau kualitas
(Quality), harga (Cost) dan waktu penyerahan (Delivery) suatu produk.
Guna memenuhi hal di atas, kata
Fargan, produktivitas dan efisiensi sistem produksi Industri Nasional harus
selalu ditingkatkan, melalui pengembangan kemampuan industri mesin perkakas
dalam negeri akan memperkuat industri permesinan dan manufaktur di dalam
negeri.
Kemandirian menjadi positioning
strategy negara dan industri dalam memenangkan persaingan pada era globalisasi,
kata Fargan. (dade)
0 Comments