Anis Baswedan: setahun memimpin Kemendikbud. (Foto: Dade, TangerangNET.Com) |
NET - Kekayaan terbesar Indonesia ada pada manusianya. Pemerintah
Jokowi-Jusuf Kalla, beriktiar meningkatkan kualitas hidup. Namun, manusia
Indonesia melalui Nawa Cita.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)
Anis Baswedan mengatakan kuncinya ada pada pendidikan dan kebudayaan setahun
perjalanan Kemendikbud merupakan langkah awal melukis wajah masa depan negeri ini.
"Berkaitan dengan langkah-langkah
tersebut telah menghadirkan tiga rencana strategis," ujar Anis kepada wartawan,
Senin (19/10/2015), saat acara Coffee
Morning dengan topik "Satu Tahun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Pemerintahan Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla", di Graha 1, Gedung
Ki Hajar Dewantara Lantai 2, Kemendikbud, Senayan, Jakarta.
Sementara itu, ketiga rencana strategis itu adalah penguatan pelaku pendidikan dan kebudayaan, peningkatan mutu dan akses, serta peningkatan efektivitas birokrasi. Lanjut, Anies, penguatan
pelaku pendidikan dan kebudayaan dimaksudkan salah satunya Kemendikbud melarang dan menindak
tegas segala bentuk perploncoan untuk siswa baru dengan dikeluarkannya Permendikbud No. 55 tahun 2014.
"Dalam hal peningkatan mutu dan akses, Kemendikbud telah
mereformasi beberapa aturan antara lain soal Ujian Nasional (UN) pada 2015. UN tidak lagi menjadi
penentu kelulusan, lalu merintis UN berbasis komputer serta menekurkan gebetasi
berintegritas melalui indeks integritas dalam UN," ujarnya.
Anies menjelaskan melakukan evaluasi kurikulum
dan menetapkan secara berkurikulum 2013 bagi sekolah yang sudah siap. Kemudian
mewajibkan belajar 12 tahun, pendidikan bernutu sampai jenjang menengah. Saat ini tercatat 54,2 juta
siswa belajar sampai jenjang menengah. Masalah Program Indonesia Pintar.
"Sampai saat ini penyalurannya telah
mencapai 17,9 juta siswa dengan merintis kerjasama dengan 107 bupati di
berbagai daerah. Sementara dalam hal Gerakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang berkualitas,
Kemendikbud telah menginvestasikan pendidikan sejak dini untuk masa depan.
Posisi Oktober 2015, Kemendikbud telah memberikan bantuan operasional bagi 74.848 lembaga
penyelenggaraan PAUD," ungkap Anies.
Oleh karena itu, strategi yang ketiga peningkatan
efektivitas birokrasi, Kemendikbud memberikan ruang kepada Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) untuk
membentuk struktur baru kunci pendidikan
ada pada guru, pemerintah khususnya Dirjen GTK.
"Pada sektor anggaran, Kemendikbud serapan anggaran hinggga semester pertama, (per 16 Oktober
2015) tercatat sekitar 62,01 persen dan
ini merupakan peringkatan ketiga dibanding kementerian
lainnya. Namun, berbagai kemajuan selama satu tahun Kemendikbud, tentunya
telah banyak dirasakan oleh para guru, masyarakat, dan pelajar siswa siswi di Indonesia,"
katanya.
Anies mengungkapkan tidak kalah pentingnya,
saat ini Kemendikbud atas nama pemerintah indonesia mengikuti Frankfurt Book Fair 2015, (mengenal
kekayaan literasi lewat pesta buku terbesar di dunia, Indonesia terpilih
sebagai tamu kehormatan dalam Frankfurt Book Fair tersebut. (dade)
0 Comments