Armen Amir: berbasis ekspor CPO yang potensial. (Foto: Dade Fachri/TangerangNet.Com) |
NET – Pelabuhan Telukbayur pada
awal pendirianya tahun 1858 oleh Belanda pernah jaya dan pelabuhan tertua
setelah pelabuhan Sunda Kelapa serta terbesar kedua sesudah pelabuhan Tanjung
Priok. Saat itu, Telukbayur menjadi pusat perdagangan pemerintah Hindia
Belanda.
General Manajer PT Indonesia Port
Corporation (IPC) Telukbayur Armen Amir mengatakan saat ini Pelabuhan
Telukbayur merupakan pelabuhan terbesar di pesisir Barat Sumatera, dan itu
berhadapan langsung dengan Samudera India, dan bisa mengakses ke India, Eropa,
dan Amerika.
"Tapi di dalam pengelolaan
kegiatan usahanya itu, karena dulu menjadi terbesar dan tertua itu, Telukbayar
tidak bisa berkembang dengan baik. Walaupun sebenarnya kalau dibandingkan
dengan pelabuhan Banten, Telukbayur lebih baik," ungkap Armen, Minggu (1/7/2018),
kepada wartawan di Jakarta.
Armen mengatakan kunjungan kapal
jauh lebih banyak ke Telukbayur ketimbang pelabuhan di Banten. Kunjungan kapal
Telukbayur 2.700 kunjungan (Ship call) dan di Banten kunjungan kapalnya 1.000
kunjungan (Ship call). Sedangkan barang yang ditangani di pelabuhan Telukbayur
tahun 2017, 12 juta ton, dan di Banten 8 juta ton, panjang dermaga Telukbayur
1, 4 kilometer, panjang dermaga Banten 1,1 kliometer.
Armen menjelaskan luas lahan
Telukbayur 86, 4 hektare dan Banten luas lahan 42, 65 kilometer. Namun
pendapatan pelabuhan Banten lebih besar yaitu Rp 400 miliar sedangkan
Telukbayur pendapatanya Rp 200 miliar. “Telukbayur bangkit di lingkungan
Pelindo II dan Telukbayur masuk dalam kategori kelas Madya, sementara Banten
pelabuhan yang lebih kecil sudah kelas Utama," ujarnya.
Sesuatu yang menarik untuk bisa
dikembangkan lebih jauh, kata Armen, pertama komoditas yang ditangani berbasis
ekspor, yaitu CPO (Crude Palm Oil atau minyak sawit mentah) ke berbagai Negara
di antaranya yaitu, India, Thailand, dan Amerika yang harus di perbanyak
sehingga ekspor ke luar semakin meningkat. Komoditas CPO ini sudah menjadi
ungulan dan dalam Provinsi Sumatera Barat.
Ia mengungkapkan nanti ekspor ke luar negeri diperbanyak dan akan
dilakukaan pembenahan serta penataan menyeluruh di IPC Telukbayur bangkit. Yaitu
pembenahan fasilitas seperti alat bongkar muatnya, kenyamanan dalam melakukan
kegiatan di pelabuhan, dan tempat sandar kapalnya, Sumber Daya Manusia (SDM)
harus handal serta layanan informasi berbasis Informasi Teknologi (IT).
“Pelabuhan Telukbayur harus sudah
menjadi digital port untuk semua layanan jasa kepelabuhanan," ungkap
Armen.
Pelabuhan Telekbayur ke depannya
diharapkan setelah dilakukan pembenahan dan penataan bisa mendongkrak
pendapatan Rp 400 miliar dan komoditas CPO bisa menuju angka 5 juta ton per tahun.
(dade)
0 Comments