Kepala BMKG Dwikorita Karnawati: metode belajar. (Foto: Dade Fachri/tangerangnet.com) |
NET - Sekolah Lapang Iklim (SLI)
merupakan salah satu upaya Badan Meteorologi, Klimatorologi, dan Geofisika (BMKG)
dalam meningkatkan literasi iklim dan diseminasi informasi iklim untuk
pertanian.
"Selain itu, SLI juga sejalan
dengan program Nawacita Pemerintah, yaitu program nawacita ketujuh untuk
mewujudkan kemandirian ekonomi,” ujar Kepala Badan Meteorologi, Klimatorologi,
dan Geofisika (BMKG), Prof Dwikorita Karnawati, MSc, Sabtu (5/5/2018).
Dwikorita mengatakan kegiatan SLI
merupakan suatu kegiatan interaktif menggunakan metode Belajar Sambil Praktek
(Learning by doing). Dengan kegiatan SLI BMKG berkomitmen terus
mensosialisasikan pentingnya informasi iklim dalam mendukung kegiatan pertanian
di Indonesia.
Acara Sosialisasi Agroklimat yang mengangkat
tema "Meningkatkan Kemampuan Petani Dalam mengantisipasi Iklim Ekstrim
untuk Mendukung Ketahanan Pangan", di Stasiun Klimatologi Semarang,
Kecamatan Salaman, Magelang, Jumat (4/5/2018).
Kegiatan tersebut, kata Dwikorita,
sesuai Intruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2011, yaitu Pengamanan Produksi Beras
Nasional Dalam Menghadapi Kondisi Iklim Ekstrim.
Menurut Dwikorita, kegiatan
SLI merupakan cara BMKG sebagai penyedia informasi dan petani sebagai end-user
berinteraksi melalui penyuluh petani lapangan. Kabupaten Magelang untuk yang
ketiga kalinya pada 2018, mengadakan sosialisasi agroklimat untuk petani dan
Penyuluh Petugas Lapang (PPL) di Kecamatan Salaman.
Pada saat bersamaan, kata Dwikorita,
diadakan Focus Group Discussion (FGD) mengenai evaluasi pelaksanaan SLI BMKG
yang telah dilakukan pada 2011-2018 dengan peserta yang berasal dari para
Alumni SLI 3 Karanganyar 2016, SLI 3 Temanggung 2017 dan para peserta SLI 3
Magelang 2018, yang saat ini diadakan di Kecamatan Ngluwar.
"Selain mengundang alumni
SLI, panitia FGD juga turut mengundang Dinas Pertanian dari provinsi dan
kabupaten di Jawa Tengah serta Fakultas Pertanian UGM. Bahwa pada saat ini
Indonesia sedang memasuki era inovasi digital 4.0. Di era ini yang paling mahal
adalah waktu. Oleh karena itu BMKG berkomitmen menambah pelayanan digital untuk
memudahkan dan mempercepat pelayanan untuk masyarakat, salah satunya pelayanan
terhadap petani," ujarnya. (dade)
0 Comments