Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Rapat Paripurna DPRD: IPM Banten Tembus 10 Besar Nasional

Wakil Gubernur Andika Hazrumy saat menjawab pertanyaan wartawan.
(Foto: Istimewa)  

NET – Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Banten selama tahun 2017  menyentuh tingkat tertingi, yakni berada di kedelapan nasional atau masuk 10 besar se-Indonesia. Capaian indikator makro pembangunan lainnya, selama tahun 2017 lalu adalah angka laju pertumbuhan ekonomi (LPE), yakni Provinsi Banten mampu merealisasikan angka LPE sebesar 5,71 persen atau lebih tinggi dari capaian LPE Nasional. Hal ini sekaligus menempatkan Provinsi Banten  pada posisi tertinggi kedua di Pulau Jawa untuk urusan LPE.

“Capaian indeks pembangunan manusia dapat direalisasikan sebesar 71,35 poin, menjadikan Banten salah satu provinsi berpredikat tinggi di Indonesia yakni peringkat ke delapan Nasional,” ujar Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy saat membacakan Laporan Pertangungjawaban Gubernur Banten 2017 dalam Rapat Paripurna DPRD Banten,  Kamis (5/4/2018).

Rapat yang berlangsung di Gedung DPRD, Kawasan Pusat Pemerintah Provinsi Banten (KP-3B), Jalan Raya Syech Albantani, Kota Tangerang, itu dipimpin Adde Rosi Khoerunnissa dan dihadiri oleh pimpinan dewan, pimpinan fraksi, dan komisi, serta serluruh anggota DPRD Banten.

Andika mengatakan  IPM adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan, dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. Sebuah parameter bagaimana warga dapat mengakses hasil pembangunan.

Indikator yang menjadi barometer pengukuran IPM, kata Wagub, adalah angka harapan hidup yang diukur dari usia harapan hidup, indikator pendidikan yang dilihat dari komponen angka harapan sekolah dan rata-rata lama sekolah, serta daya beli masyarakat yang dihitung berdasar pengeluaran per kapita dalam pemenuhan kebutuhan makanan dan non makanan.

Dijelaskan, adapun LPE adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi dalam kehidupan masyarakat.

Andika menguraikan pada tahun anggaran 2017 tertuang dalam rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) 2017 sebagai kebijakan tahunan dari RPJMD tahun 2012-2017, telah ditetapkan 6  prioritas pembangunan daerah. Keenamnya adalah peningkatan kapasitas dan daya saing SDM untuk mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan; peningkatan ketahanan dan keamanan pangan serta penguatan logistik pangan; dan peningkatan konektivitas dan daya dukung infrastruktur dan suprastruktur terhadap ekonomi dan investasi yang merata.

Berikutnya, kata Andika, peningkatan akses, promosi dan mutu pelayanan kesehatan; pengendalian tata ruang, kelestarian lingkungan hidup dan sumber daya air, mitigasi serta adaptasi bencana; dan peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan dan reformasi birokrasi serta penyelenggaraan Pemiihan Kepala Daerah (Pilkada) Banten.

“Keenam prioritas daerah tersebut dilaksanakan melalui 71 program dan 1.109 kegiatan yang dijabarkan dalam 35 bidang urusan yaitu 6 urusan wajib pelayanan dasar, 15 urusan wajib bukan pelayanan dasar, 7 urusan pilihan, dan 7 urusan pemerintahan fungsi penunjang,” ujarnya.

Andika menjelaskan  target pendapatan daerah pada tahun 2017 adalah Rp 9,88 trilyun dengan realisasi sampai dengan 19 Maret sebesar Rp 9,69 trilyun atau sebesar 98,12 persen. Adapun untuk belanja daerah pada tahun anggaran 2017, rencana belanja daerah pada APBD Perubahan adalah sebesar Rp 10,43 trilyun.

“Dalam pelaksanaan program kegiatan, alokasi belanja tersebut terserap sebesar Rp. 9,51 trilyun atau  91,13 persen
, sehingga sisa lebih perhitungan anggaran atau Silp) sebesar   Rp 739,74 miliar,” imbuhnya.

Terkait Silpa tersebut, Andika mengatakan Pemprov Banten akan memaksimalkan penggunaan Silpa 2017 pada APBD-P 2018 mendatang.  Silpa yang relatif kecil itu terjadi karena efesiensi, atau bukan karena ketidak mampuan OPD (organisasi perangkat daerah) dalam menyerap anggaran.   

Masih dalam pidato Gubernur yang dibacakannya, Andika mengaku guna merealisasikan secara optimal capaian indikator makro pembangunan Provinsi Banten dan capaian indikator kinerja program perangkat daerah, penyusunan perencanaan pembangunan tahun anggaran 2019 akan dilakukan melalui pendekatan berbasis tematik, holistik, integratif dan spasial dengan prinsip penganggaran money follow program.

“Serta menggunakan aplikasi SIMRAL guna mengintegrasikan e-planing dan e-bugeting,” imbuhnya.
Usai Andika menyampaikan pidato Gubernur, rapat paripurna DPRD yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Banten Adde Rosi Choirunisa itu kemudian memutuskan untuk membentuk Pansus atau panitia khusus DPRD yang akan membahas laporan pertanggung jawaban Gubernur  tersebut. (*/ril)

Post a Comment

0 Comments