Gubernur Banten H. Wahidin Halim saat membubuhkan tanda tangan di atas prasasti: peraturan daerah larangan minuman beralkohol. (Foto: Istimewa) |
NET – “Saya sudah lama tidak
bertemu dengan Ketua RT (Rukun Tetangga-red), RW (Rukun Warga-red), lurah. Saya
kembali lagi menyapa masyarakat Kecamatan Larangan, saya jadi Gubernur Baten
juga karena masyarakat. Yang saya salut, kendati menelan biaya miliaran rupiah
tetapi masjid ini mampu direnovasi dengan baik,” ujar Gubernur Banten H.
Wahidin Halim.
Gubernur Banten Wahidin Halim
mengatakan hal itu saat meresmikan Masjid Jami Al-Barokah setelah direnovasi di
Larangan Utara, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang, mengapresiasi masyarakat
setempat lantaran secara swadaya menjaga tempat ibadah yang sudah berdiri sejak
1933 tersebut.
Pemerintah Provinis (Pemprov)
Banten sekarang ini, kata Wahidin, memang sudah mengalokasikan anggaran
membantu untuk pembangunan atau renovasi masjid termasuk menggelontorkan
anggaran buat pesantren.
Karena keberadaan tempat ibadah
sangat penting bagi kontrol sosial masyarakat. Makanya program positif yang
dahulu banyak dimunculkan di Kota Tangerang, Wahidin mengaku akan dibawanya ke
Provinsi Banten.
Kasus yang mencuat dan menimpa
masyarakat seperti maraknya keracunan minuman keras (miras, red) hingga menelan
korban jiwa, prostitusi yang merajalela, dan banyak persoalan sosial merupakan
lantaran ada faktor keimanan yang masih kurang.
“Selain meluncurkan program
pembangunan tempat ibadah atau renovasi masjid tetapi Perda Miras dan
Pelarangan prostitusi akan dimunculkan di Banten,” ucap Gubenur, Jumat (13/4/2018).
Gubernur menjelaskan proyek Banten
Lama sekarang sedang digarap. Kalau sudah rampung nanti akan menjadi acuan
pengunjung kalau peradaban Islam di Banten menjadi tolok ukur kehidupan sosial.
“Sesuai dengan eksistensi sejarah
Islam Banten, secara sistem memang sedang kita buat perubahan. Tetapi dukungan
anak muda Banten yang cerdas beriman harus diciptakan juga supaya sejalan,” kata
pria yang kerap disapa WH.
Pasalnya, penggunaan media sosial
di kalangan anak muda hanya dengan telepon seluler yang dimilikinya merupakan
ancaman negatif sosial jika tidak mampu dikontrol orangtuanya.
“Jangan ibu-ibunya (orang tua,
red) juga malah genit untuk selfie di hand phone. Anak-anak nanti siapa yang
menjaga (menegur) kalau orangtuanya seperti itu. Suruh anaknya datang ke masjid
untuk mengaji supaya imannya kuat,” kata Wahidin Halim.
Maka itu, kata WH, semakin
banyaknya tempat ibadah harus dimanfaatkan secara baik. Bisa untuk mengaji.
Pembangunan renovasi masjid secara swadaya di Kecamatan Larangan contoh bagi
daerah lain agar mandiri juga. (*/ril)
0 Comments