Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Provinsi Banten Tingkatkan Pendidikan Vokasi, Guna Turunkan Pengangguran

Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy (berpeci) saat mendampingi 
Erlangga Harttaot, Pusan Maharani, Muhadjir Effendi.
(Foto: Istimewa)   

NET –   “Pemerintah Provinsi Banten berkeyakinan program pendidikan vokasi industri akan berdampak terhadap penurunan angka tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Banten,” ujar Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy, Senin (5/3/2018).

Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengatakan hal itu saat mendampingi Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani pada peluncuran program pendidikan vokasi industri SMK DKI Jakarta-Banten di Hotel The Royale Krakatau Cilegon, Senin (5/3). Turut hadir, para menteri dari kementerian terkait, yaitu Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, kata Andika, menunjukkan angka pengangguran terbuka di Provinsi Banten pada Agustus 2017 mencapai 9,28 % dari jumlah angkatan kerja sebanyak 5,08 juta jiwa. Pemerintah Provinsi Banten berkeyakinan program pendidikan vokasi industri, yakni di dalamnya terdapat kerjasama link and match antara SMK dengan industri, dapat meningkatkan kesiapan lulusan SMK untuk memiliki keterampilan dan kompetensi bidang tertentu sesuai yang dibutuhkan oleh industri. Hal tersebut berkorelasi terhadap upaya menurunkan angka tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Provinsi Banten.

Pemerintah Provinsi Banten, kata Andika, menjadikan program pendidikan sebagai salah satu program prioritas. Pemerintah Provinsi Banten berupaya untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat mendapat layanan pendidikan SMK yang bermutu, menyediakan pendidik, tenaga kependidikan, sarana dan prasana SMK yang memadai dan berkualitas, melakukan penataan kelembagaan SMK serta mengembangkan SMK unggulan.
“Saat ini, terdapat 622 unit SMK di Provinsi Banten, baik swasta maupun negeri. Program pendidikan vokasi industri diharapkan dapat menjawab kebutuhan tenaga kerja yang terampil dan kompeten sesuai dengan kebutuhan industri,” paparnya.

Andika mengatakan sejak berdiri 17 tahun yang lalu, struktur ekonomi Banten ditopang oleh industri manufaktur dengan kontribusi hampir 50 persen terhadap PDRB. Sub-Sektor industri yang paling dominan yaitu industri baja dan industri petrokimia, dari industri hulu hingga hilir. Oleh karena itu, tumbuhnya sub-sektor industri elektronika akan semakin menambah keanekaragaman jenis industri yang prosfektif pada masa yang akan datang.

Berkenaan hal tersebut, lanjutnya, saat ini Pemerintah Provinsi Banten tengah menyusun Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Industri Provinsi (RPIP) Banten Tahun 2017-2037. Salah satu kebijakan yang akan dikembangkan adalah membangun Sentra Industri Kecil dan Menengah (SIKIM) yang akan memproduksi komponen yang terintegrasi dengan sistem produksi Industri Besar.
 “Dengan demikian akan terbentuk pola konektivitas produksi antara industri kecil dan menengah dengan industri besar, yang selanjutnya akan mendukung terhadap program peningkatan persentase Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan program subtitusi-impor untuk mengurangi ketergantungan komponen impor,” ujarnya.

Menurut Andika, saat ini rencana tata ruang di Banten teralokasi peruntukannya bagi lahan industri yaitu seluas 45.000 hektar yang diantaranya berupa kawasan industri sebanyak 19 lokasi. Namun hingga saat ini tingkat keterisian rata-rata kawasan industri masih sangat rendah, yaitu dibawah 30 persen.

“Terkait itu kami membutuhkan dukungan dan kerjasama antara Kementerian Perindustrian dan Pemerintah Kabupaten/Kota, serta para pengusaha kawasan industri yang ada di wilayah Provinsi Banten. Sektor industri akan menyerap tenaga kerja terampil yang telah dipersiapkan melalui program pendidikan vokasi industri ini,” imbuhnya. 

Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto mengatakan, program pendidikan vokasi industri wilayah DKI Jakarta dan Banten ini merupakan peluncuran kelima. Peluncuran program pendidikan vokasi industri ini, kata Airlangga, merupakan tindak lanjut Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK yang bertujuan menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap kerja sesuai kebutuhan industri.

"Untuk wilayah DKI Jakarta dan Banten, terdapat 143 perusahaan industri dan 292 SMK yang akan di-link and match-kan," ujarnya. (*/ril)

Post a Comment

0 Comments