Ahmad Jazuli Abdillah sebagai moderator diskusi tampil bersama para peserta di antaranya Dr Eka Sari, akademisi yang pemerhati masyarakat. (Foto: Syafril Elain/tangerangnet.com) |
NET - Pmerintah Provinsi (Pemprov) Banten terus
mendapatkan dukungan dari berbagai elemen masyarakat atas program kesehatan
pengobatan gratis bagi 2 juta warga keluarga yang kurang mampu.
Dukungan tersebut, terlihat dalam
acara diskusi dengan beberapa kalangan aktivis, mahasiswa, lembaga sosila
kemasyarakatan (LSM), advokat serta akademisi di Saung Diskusi Rumah Dinan
Gubernur Banten, Jalan Ahmad Yani, Kota Serang. Kamis (8/3/2018).
Diskusi yang dihadiri oleh perwakilan organisasi sekitar 100 orang di antaranya Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), LSM Patiro, Kumala, IKA PMII, ICMI, KAHMI, Permahi, Relawan Kesehatan Indonesia, dan Relawan Nya'reat.
“Penolakan berobat gratis oleh Pemerintah
pusat terkait kesehatan gratis Pemprov Banten merupakan penolakan yang tidak
pro terhadap rakyat miskin. Pasalnya, keinginan rakyat yang harusnya di atas
segala-galanya itu bisa diterima baik oleh negara,” ujar Ketua IMM
Banten M. Asep.
Harusnya, kata Asep, negara hadir
di tengah-tengah masyarakat yang membutuhkan pengobatan gratis. Idealnya, gagasan pengobatan gratis cukup pakai Kartu
Tanea Penduduk (KTP) Banten yang diusulkan oleh Pemprov Banten merupakan
inisiatif dari Gubernur Banten yang memikirkan warga miskin untuk mudah
mendapatkan pelayanan kesehatan.
Hal senada juga disampaikan oleh
Rido, aktivis Pusat Telaah dan Informasi (Patiro) Banten, menurut ia, fenomena
masyarakat harus membayar iuran (premi) BPJS itu terlalu membebani untuk
kalangan warga miskin dengan membayar premi sebesar Rp23.000 per-bulan. Namun,
ditengah-tengah Pemerintah Daerah (Pemprov Banten) mengusulkan pengobatan
gratis cukup dengan KTP untuk mengcover 2 juta warga miskin di Banten ditolak
oleh Kemenkes RI.
"Saya sangat menyesakan
sikap yang diambil Menkes. Menyayangkan, lantas Undang-Undang Nomor 23 tentang
Pelaksana Pemerintah Daerah untuk mengatur otonomi daerahnya sendiri diabaikan,"
ucap Rido.
Ketua Umum Relawan Kesehatan Indonesia
(Rekan) Agung Nugroho yang turut hadir dalam diskusi menjelaskan pandanganya
terhadap penolakan program berobat gratis.
"Harusnya, Menkes tidak
perlu bereaksi menolak terhadap program yang digagas oleh Gubernur Banten,"
jelas Agung.
Agung menyatakan tekadnya selalu
mendukung program Pemerintah daerah yang melindungi masyarakat yang tidak
tercover Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), seperti halnya di Banten. Warga
Banten yang menggunakan Jamkesmas dan Penerima Bantuan Iuran (PBI) bisa dicover
oleh BPJS PBI melalui iuran (Premi) yang didanai APBN. Warga Banten yang dulunya ada Jamkesda bisa
dicover BPJS PBI melalui premi yang didanai APBD Banten. Namun dari kedua
program ini masih ada warga miskin yang tidak tercover.
Gubernur Banten H. Wahidin Halim: perlu lobi politik. (Foto: Istimewa) |
"ini yang kami herankan,
Gubernur ingin membidik warga miskin yang tidak tercover BPJS malah ditolak,
kan aneh" jelasnya.
Relawan Kesehatan Indonesia
(Rekan), kata Agung, optimis bila usulan program yang digagas Gubernur Banten
akan diterima. "Ya, optimis tidak optimis inikan tergantung konstalasi
politik di Banten. Jika DPRD-nya pro terhadap pasar asuransi, ya pastinya akan
menolak program Pemprov,” tutur Agung.
Namun, kata Agung, jika DPRD kepentingannya membela masyarakat
yang termarjinalkan ini yakin optimis bisa diterima. Nanti DPRD dan Pemprov
Banten bisa sama-sama lobi politik ke Pemerintah pusat untuk mengusulkan
pengobatan gratis di Banten yang belum tercover BPJS.
Sementara itu, Gubernur Banten
pada akhir diskusinya mengucapkan terima kasih atas dukungan moral terhadap
Pemprov Banten dalam mengusulkan pengobatan gratis untuk 2 juta warga miskin
yang belum tercover BPJS.
“Ini merupakan bentuk dukungan
moral terhadap saya,” kata Gubernur.
Sejatinya rakyat Banten sangat
setuju dengan program yang diusulkan Pemprov, terlebih teman-teman yang hadir
di sini sepakat untuk terus mengusulkan pengobatan gratis. "Saya (WH) akan
terus mengusulkan gagasan ini, nanti kita akan diskusi dengan Direktur BPJS,"
ujar WH sapaan akrab Gubernur Banten. (*/ril)
0 Comments