DR Zahra Khomeini dan Rachmawati Soekarno Putri: merawat spirit Bung Karno dan Imam Khomeini untuk kedamaian dunia. (Foto: Istimewa) |
NET - Masyarakat
internasional diminta untuk merawat spirit Bung Karno dan Imam Khomeini yang
tidak kenal lelah memperjuangkan kemerdekaan Palestina hingga akhir hayat
mereka.
Spirit kedua tokoh revolusioner ini perlu dikembangkan
dan dijadikan pijakan baru dalam membangun solidaritas global menghadapi
penjajahan terhadap bangsa Palestina yang terjadi secara terang benderang di
depan mata masyarakat internasional.
Pendiri Yayasan Pendidikan Soekarno (YPS) dan Universitas
Bung Karno (UBK), DR (HC) Rachmawati Soekarnoputri, mengungkapkan hal itu dalam
jamuan makan malam menyambut putri Imam Khomeini, DR Zahra Mustafavi Khomeini,
di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (7/12//2017) malam.
DR Zahra Khomeini menjabat sebagai Sekjen Forum
Internasional untuk Membela Hak Palestina mengunjungi Indonesia dalam rangka
menghadiri konferensi internasional memperingati 100 tahun perjuangan melawan
penjajahan terhadap bangsa Palestina yang dimulai dengan Deklarasi Balfour di
tahun 1917. Konferensi tersebut diselenggarakan di Gedung Nusantara V DPR RI
pada Kamis pagi.
Deklarasi Balfour adalah pernyataan Menteri Luar Negeri
Inggris Arthur Balfour yang disampaikan kepada pemimpin komunitas Yahudi di
Inggris, Lord Walter Rothschild pada November 1917. Di dalam pernyataan itu,
Balfour menjanjikan sebuah negeri bagi kaum Yahudi di tanah bangsa Palestina.
Deklarasi Balfour kerap dianggap sebagai awal dari konflik berurat berakar
antara Palestina dan Israel hingga kini.
Dalam jamuan makan malam untuk menyambut DR Zahra
Khomeini, Rachmawati didampingi Ketua Umum YPS Benny Soemarno, Rektor UBK
Soenarto Sardiatmadja, Wakil Rektor Teguh Santosa, Kepala Badan Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat UBK Eko Soerjosantjojo, dan Ketua UPT Ajaran Bung Karno
UBK Ristiyanto.
"Bung Karno dan Imam Khomeini menentang exploitation
de llome par llome maupun exploitation de nation par nation. Bagi Bung Karno
dan masyarakat Indonesia, mendukung kemerdekaan Palestina bagian dari upaya
memenuhi amanat Pembukaan UUD 1945, yaitu ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial," ujar
Rachma.
Rachma mengatakan siap bekerjasama dengan DR. Zahra dan lembaga
yang dipimpinnya dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Palestina.
"Memperjuangan kemerdekaan Palestina merupakan salah
satu agenda kami. Pada tahun 2001, YPS dan UBK memberikan penghargaan Star of
Soekarno kepada pemimpin Palestina Yasser Arafat," tutur Rachma.
DR Zahra yang hadir bersama sejumlah delegasi Iran,
mengatakan menghargai dan mengagumi perjuangan Bung Karno dalam membela
bangsa-bangsa dan negeri-negeri di Asia Afrika yang masih hidup di bawah
tekanan penjajahan asing kala itu, terutama bangsa Palestina.
Anak kedua Imam Khomeini yang lahir pada tahun 1940
ini juga menyambut baik ajakan
Rachmawati untuk menjalin kerjasama. Dia pun mengundang Rachma untuk berkunjung
ke Iran dan hadir dalam pertemuan internasional membela kemerdekaan Palestina.
Jamuan makan malam yang berlangsung hampir dua jam diakhiri dengan saling tukar menukar
cinderamata. Rachmawati menyerahkan patung Bung Karno setengah badan kepada DR
Zahra. Adapun DR Zahra memberikan sehelai kain untuk Rachma.
Pertemuan kedua putri tokoh revolusioner itu memiliki
arti penting dalam memperbesar gerakan melawan penjajahan di tanah Palestina.
Apalagi, di tengah peringatan 100 tahun Deklarasi Balfour, Presiden AS Donald
Trump menyatakan negaranya mengakui Jerusalem sebagai ibukota Israel.
Pernyataan ini berbahaya dan dapat mengakibatkan dampak negatif berupa konflik
terbuka yang tidak, atau setidaknya, belum terbayangkan. (*/ril)
0 Comments