Dokter Liza Puspadewi saat sedang menyuntik kepada seorang anak. (Foto: Istimewa) |
NET - Guna mengantisipasi merebaknya penyakit difteri di
Kota Tangerang, Dinas Kesehatan (Dinkes), Senin (11/12/2017) memberikan imunisasi kepada sejumlah anak di
beberapa sekolah, Puskesmas, dan Posyandu di Kota Tangerang.
"Imunisasi ini, kami gelar secara serentak di 33
titik Puskesmas, sekolah, dan Posyandu di Kota Tangerang," ujar Kepala
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Liza Puspadewi saat memberikan imunisasi di SDN
3 Karawaci, Kota Tangerang, Banten.
Itu dilakukan, kata dia, karena Menteri Kesehatan Nila F
Moeloek, telah menjadikan penyakit difteri di Provinsi Banten sebagai kejadian
luar biasa (KLB). Karenanya, pihaknya langsung mengambil tindakan
untuk memberikan imunisasi terhadap sebanyak 618 ribu anak di Kota
Tangerang untuk mendapatkan vaksinasi difteri.
“Penyuntikan
diberikan agar para anak siswa mendapatkan kekebalan di dalam
tubuhnya," kata dia.
Dan dengan adanya imunisasi tersebut, kata Liza, diharapkan penyakit difteri tidak mewabah
lagi. Selain itu, ke depannya tidak ada lagi orangtua yang tidak mengimunisasi
anaknya. Mengingat penyakit difteri saat
ini sudah mewabah di Kota Tangerang dan sebagian besar menyerang korbannya yang
berusia 1 hingga 18 tahun.
"Di Kota Tangerang sudah ada delapan orang yang
menderita penyakit. Mereka berusuia 18 tahun kebawah,” ucap Liza.
Liza menjelaska penyakit difteri disebabkan bakteri Corynebacterium diphtheriae.
Bakteri tersebut, menyerang selaput lendir di hidung dan tenggorokan. Sedangkan
gejala dari difteri ditandai dengan
demam yang tak begitu tinggi (38 derajat Celsius). Dan munculnya pseudomembran
atau selaput tenggorokan berwarna putih keabu-abuan yang mudah berdarah jika
dilepaskan, sakit ketika menelan, terkadang disertai pembesaran kelenjar getah
bening di leher dan jaringan lunak leher yang disebut bullneck.
Selain itu, kata dokter Liza, gejala difteri juga ada yang disertai dengan
sesak napas dan suara mengorok. Penyakit tersebut, menular melalui percikan air liur (droplet)
bersin atau batuk. Umumnya difteri menyerang individu yang tak memiliki
kekebalan terhadap penyakit tersebut, terutama anak-anak. Namun, penyakit ini
sebetulnya tak pandang usia dan tidak tergantung musim.
Dokter Liza mengingatkan jika gejala difteri tidak segera
ditangani atau petugas medis keliru mendiagnosis, maka bisa mengakibatkan
kematian pada penderita. Infeksi difteri yang sudah parah bisa merusak sistem
saraf pusat, jantung, dan ginjal. Penyakit ini bisa dicegah dengan imunisasi.
(man)
0 Comments