Gubernur Banten H. Wahidin Halim saat berdialog dengan pengelola usaha wisata di Anyer. (Foto: Syafril Elain/Tangerangnet.com) |
NET – Gubernur Banten H. Wahidin Halim minta kepada pelaku pengelelola
usaha wisata agar memberikan pelayanan yang terbaik kepada setiap tamu yang
berkunjung ke wilayah Banten. “Saya ingin melihat pengelola usaha wisata
memberikan pelayanan yang terbaik,” ujar Wahidin Halim, Selasa (28/11/2017)
malam.
Hal itu terungkap dalam dialog antara Gubernur Banten dengan pengelola
usaha wisata di wilayah Anyer dan Carita di Hotel Aston, Anyer. Gubernur dalam
dialog tersebut didampingi oleh Bupati Serang Hj. Tatu Chasanah, Bupati
Pandeglang yang diwakili oleh Kepala Dinas Pariwisata Pangdelang, dan Kepala
Dinas Pariwisata Banten Eneng Nurcahyati.
“Saya sudah lama ingin berdialog dengan pengelola usaha wisata agar dapat
menyampaikan persoalan yang dihadapi untuk memajukan dan meningkatkan kunjungan
wisata ke Banten. Yah, baru malam ini terlaksana,” ucap Wahidin Halim.
Memberikan pelayanan yang terbaik kepada tamu, kata Wahidin, adalah tugas
yang paling penting bagi pengelola usaha wisata. ”Kalau tamu mendapat pelayanan
yang baik dan hatinya senang, insya Allah akan datang lagi,” tutur Wahidin.
Oleh karena itu, imbuh Wahidin, harus ada kerjasama yang baik antara
Pemerintah dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Serang, Pemerintah Kabupaten
Pandeglang yang wilayahnya termasuk dalam Anyer dan Carita. Pemerintah Provinsi
Banten ikut membantu dan mendorong agar semua berjalan dengan baik.
Wahidin pun mengemukakan ketika awal menduduki jabatan Gubernur Banten telah melihat secara
langsung sejumlah tempat wisata dan ditemukan adanya preman yang meminta uang
parkir mencapai Rp juta. Begitu juga
sampah masih berserakan di berbagai tempat.
“Preman harus ditertibkan di tempat wisata dan jangan memungut uang
seenaknya sampai ada uang parkir saja mencapai Rp 1 juta. Hal ini membuat
pengunjung enggan datang kembali. Begitu juga dengan kebersihan, jangan ada
sampah berserakan membuat kesan jorok. Saya berharap ini bisa dihilangkan.
Linkgungan destinasi wisata harus bersih,” pinta Gubernur.
Dalam dialog tersebut, pengelola usaha wisata itu mengucapkan terima kasih kepada
Gubernur Banten. “Kami berterima kasih kepada Bapak Gubernur Banten yang mau
berdialog seperti ini sehingga persoalan yang dihadapi dengan mengelola tempat
wisata bisa diselesaikan,” ujar Sumadi, salah seorang pengelola wisata yang
hadir pada malam itu.
Pengelola usaha lainnya, Sukarna mengatakan soal home stay. “Pak Gubernur
peraturan tentang home stay perlu karena kami sebagai pemilik rumah yang
disewakan kepada tamu dengan tarif Rp 100 ribu per malam. Namun, ada pula yang
menyewakan kepada tamu Rp 300 ribu per malam. Hanya yang menyewakan Rp 300 ribu,
kamarnya banyak dan lebih dari 10 kamar. Perlu ada batasan yang disebut home
stay seperti apa,” ucap Sukarna.
Bila tidak ada pengaturan, kata Sukarna, akan terjadi persaingan yang tidak
sehat. “Yang jelas, warga pengelola wisata rumahan akan kalah bersaing dengan
pemilik home stay yang bermodal kuat,” ungkap Sukarna.
Menjawab sejumlah pertanyaan tersebut, Gubernur meminta kepada Bupati
Serang dan Bupati Pandeglang untuk melakukan penelitian di lapangan soal home
stay. “Hasil pengamatan dan penelitian tentang home stay tersebut, kalau memang
perlu dibuat deregulasi apakah dalam bentuk Peraturan Daerah atau Peraturan
Bupati, tinggal dibuatkan saja,” ucap Gubernur. (ril).
0 Comments