Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Gubernur Wahidin Perintahkan, RSUD Banten Tidak Boleh Tolak Pasien

Gubernur Banten H. Wahidin Halim saat berdialog dengan
seorang pasien yang didampingi seorang dokter.
(Foto: Syafril Elain, Tangerangnet.com)   
NET  – Gubernur Banten H. Wahidin Halim memerintahkan kepada direksi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi Banten di Malingping, Kabupaten Lebak, Senin (14/8) agar menerima semua pasien untuk kelas 3 tanpa menanyakan dan  menarik biaya sama sekali. 

“Saya minta agar semua pasien kelas 3 diterima saja semua dan jangan ada yang ditolak,” ujar Gubernur Wahidin saat melakukan kunjungan mendadak di rumah sakit tersebut.

Gubernur Banten saat melakukan kunjungan tersebut langsung masuk ke ruang rawat inap kelas 3 dan menemui pasien yang sedang terbaring. Gubernur sempat berdialog dengan pasien yang sedang dirawat.

“Kita harus memberikan kemudahan kepada rakyat sebagai  pasien terutama yang tidak mampu. Jangan sampai ada pasien ditolak dengan alasan tidak ada biaya,” tutur Gubernur mengingatkan.

Gubernur dalam kunjungan tersebut didampingi oleh Sekretaris RSUD Banten Andi Suhardi sementera Direktur RSUD dokter Danang Hamzah Nugroho sedang berada di Serang. Gubernur mengatakan semua biaya pengobatan pasien kelas 3 yang  dikeluarkan RSUD Banten Malimping supaya dicatat dan setiap bulan dilaporkan ke Pendopo.

“Laporan tersebut sampai kepada saya di Pendopo Gubernuran. Saya tidak ingin mendengar ada pasien yang tidak mampu  tidak dilayani di rumah sakit ini. Layani semua pasien kelas 3 apapun penyakitnya. Nanti, semua biaya dibayarkan oleh Pemerintah Provinsi Banten,” ucap Wahidin Halim yang akrab disapa WH tersebut.

Atas perintah tersebut, Suhardi selaku Sekretaris RSUD Banten menyanggupi. “Siap Pak Gubernur, semua akan laksanakan,” tutur Suhardi.

Dalam kunjungan tersebut, Gubernur menyaksikan proses pembangunan gedung rumah sakit. “Ini gedung yang dibangun untuk berapa kamar,” tanya Gubernur kepada Suhardi.  

Suhardi menjelaskan pembangunan gedung rumah sakit sudah berjalan hampir 60 persen fisik untuk 100 kamar. Dananya berasal dari APBD Banten 2017 sebesar Rp 54 miliar untuk pembangunan fisik dan Rp 39 miliar untuk peralatan pendukung serta alat kesehatan.

Sekarang ini, kata Suhardi, kamar inap yang tersedia hanya 13 ruang. Sedangkan dokter yang melayani pasien ada 33 dokter. Rincian 14 dokter spesialis, 9 dokter umum senior dan 10 dokter umum junior.

Sementara itu, Kepala Seksi Etika dan Mutu Pelayanan RSUD Banten dokter Silvia Yunus mengatakan mengalami kesulitan untuk mengatur praktek dokter spesialis. “Kalau dokter umum setiap hari masuk tapi kalau dokter spesialis datang saat jam praktek saja. Itupun jadwal kehadiran, mereka sendiri mengatur bukan berdasarkan kebutuhan rumah sakit,” ungkap Silvia. (ril)  

Post a Comment

0 Comments