Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

AMDR Tingkatkan Akurasi Prakiraan Angin Rute Penerbangan

Andik Eka Skya saat memberi penjelasan kepada wartawan.
(Foto: Dade, Tangerangnet.com)  
NET – Aircraft Meteorological Data Relay (AMDAR) berkontribusi terhadap peningkatan akurasi prakiraan angin dan temperatur udara di rute penerbangan. Hal tersebut bermanfaat terhadap peningkatan efisiensi operasional pesawat, dalam hal penggunaan fuel, dan peningkatan keselamatan operasional penerbangan.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), DR. Andi Eka Sakya, M.Eng, mengatakan bekerja sama dengan Badan Meteorologl Dunia World Meteorological Organization (WMO), Badan Meteorologi Dunia/World Meteorological Organization (WMO),  Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyelenggarakan Aircraft Meteorological Data Relay (AMDAR) Workshop, dilanjutkan dengan pertemuan Expert Team on Aircraft-Based Observing System (ET-ABO).

"Kegiatan ini selain memperkenalkan dan menjelaskan tentang Aircraft-Based Obsen/ations Programme (ABOP) kepada negara anggota WMO terutama yang berada di kawasan ASEAN dan industri penerbangan termasuk airlines yang berpotensi menjadi partner dalam pengembangan program AMDAR. AMDAR merupakan sistem observasi parameter cuaca paling efisien berdasarkan biaya dan manfaat, serta melengkapi pengamatan di darat maupun dl lapisan atas," ujar Andi Eka Sakya saat jumpa pers, di kantornya,  Jalan Angkasa I No. 2, Kemayoran Jakarta Pusat.

 Dalam hal keselamatan operasional penerbangan, kata Andi Eka data AMDAR dapat menjadi informasl bagi pesawat agar menghindari fenomena cuaca berbahaya di rute penerbangan seperti turbulence, icing, dan fenomena lainnya. Beberapa tahun belakangan ini, beberapa kasus turbulence bahkan dialami oleh pesawat yang melintasl wilayah lndonesla. Perlu diketahui  kini cuaca berada pada urutan kedua sebagal faktor yang paling mengancam keselamatan penerbangan. lnformasi cuaca, baik di darat maupun di rute penerbangan, sudah seharusnya dengan mudah dlperoleh oleh penerbang.

Program AMDAR diinisiasi oleh WMO bekerja sama dengan industrl penerbangan dalam mengembangkan sistem pengamatan cuaca dari pesawat terbang. Data parameter cuaca yang terkumpul dikirimkan ke receiver di darat (ground) melalui komunikasi VHF (Aircraft Communications Addressing and Reporting System) atau melalui satellt (Aircraft to Satellite Data Acquisition and Relay).

"Ketersediaan data AMDAR terbukti mampu meningkatkan akurasi prakiraan fenomena cuaca berbahaya di rute penerbangan terdapat sekitar 40 (empat puluh) amines di seluruh dunia dengan jumlah pesawat lebih dari 4.000 unit yang berpartisipasi pada program AMDAR. Hingga saat ini, belum ada amines Indonesia yang berpartisipasi pada program AMDAR," ungkap Andi.

Pada April 2017, AIRNAV Indonesia mempublikasikan  saat ini terdapat 278 Kantor Pelayanan Navigasi Penerbangan yang melayani 680 bandar udara di seluruh Indonesia. BMKG hanya memiliki Stasiun Meteorologi di 96 bandar udara. Untuk melayani semua bandar udara yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. BMKG secara bertahap mengimplementasikan otomatisasi layanan meteorologi penerbangan dengan sistem clustering.

"Hingga tahun 2016, Sistem Pengamatan Cuaca Penerbangan Otomatis telah diinstal di 91 bandar udara dan pada tahun ini BMKG kembaii memprogramkan instalasi Sistem Penerbangan Cuaca Penerbangan Otomatis di 42 Bandar Udara. Di beberapa negara, institusi Pemerintah berkolaborasi dengan pihak swasta untuk mengembangkan otomatisasi layanan cuaca penerbangan. Dengan demikian, para penerbang semakin mudah terfasilitasi untuk mengakses inforrnasi cuaca termasuk prakiraan kejadian fenomena cuaca berbahaya di rute penerbangan," ungkap Andi.

Sebagai awal implementasi AMDAR di Indonesia, pada awal Maret 2017, BMKG bersama Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan BPPT (Badan Pengkajian Penerapan Teknologi) telah menyelenggarakan kegiatan diskusi untuk mempelajari potensi implementasi AMDAR di Indonesia. (dade)

Post a Comment

0 Comments