Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Cinta Budaya Tionghoa, Jauhkan Bencana Dan Musibah

Para pengurus MTI dan Ketua Umum MTI Andi Hakim.  
(Foto: Dade,TangerangNet.Com)  
NET -  "Kami yakin dan percaya, tidak hanya simpatik, tetapi karena cinta kepada budaya Tionghoa sehingga pada tahun-tahun mendatang, kita semuanya dijauhkan dari berbagai bencana dan musibah serta dilimpahkan keberkahan dan keselamatan hingga kita semuanya dapat hidup," ujar Ketua Umum Dewan Pengurus Besar Majelis Tao Indonesia, KRT. AJM. Andi Hakim SH, Minggu (12/3/2017) malam.

Hal itu dikatakan Andik Hakim pada acara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Majelis Tao Indonesia (MTI) Ke-43, di Restaurant Nelayan, Ancol Jakarta Utara. Hal ini sekaligus perayaan Ulang Tahun Nabi Laotze (Thay Sang Lao Chin) dalam suasana yang penuh kearkaban, damai dan persaudaraan. Ini adalah suatu tanda bahwa budaya Tionghoa tetap akan berdiri tegak jaya.

Pada kesempatan yang berbahagia ini,  kata Andik Hakim,  jangan bosan untuk berbuat baik yaitu saat  menanam padi, rumputpun ikut tumbuh, tapi saat kita menanam rumput, tidak pernah tumbuh padi. Dalam melakukan kebaikan, kadang tanpa diketahui hal yang buruk turut menyertai, dan manusia menjadi sempurna, justru karena memiliki kekurangan disamping kelebihan.

"Atas acara peringatan HUT  MTI Ke-43 dan Ulang tahun Nabi Laotze (Thay Sang Lao Chin) ini, dengan tetap memperkokoh, mempererat kebersamaan demi Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam bingkai Kebhinekaan dan NKRI. Mari kita jadikan titik tolak sebagai bulan kesucian, bulan yang penuh keberkahan dan keberkatan bagi kita semua serta saling menghargai sebagai WNI (Warga Negara Indonesia-red) yang baik termasuk sehat jasmani maupun rohani," tutur Andi Hakim.

Sementara itu, Group Rajawali Sakti, Agus mengatakan  merupakan kemajuan dalam berbudaya perkembangan bangsa Indonesia. “Jadi, kita pikir masyarakat  bangsa Indonesia, khususnya semakin waktu semakin bertambah. Dalam hal bidang pengetahuan kebudayaan dan juga serta toleransi serta sosial budaya semakin berkembang lagi,” ucap Agus.

Karena semakin waktu, kata Agus,  bisa beragam dan melihat etik budaya yang ada di nusantara ini. “Harapan, saya untuk ke depannya bisa sebagai contoh yang keteladanan buat bangsa-bangsa di dunia. Di Indonesia begitu banyak budaya, bahasa  dan belum lagi pulau-pulau dan apabila Pemerintah kita bisa menata lebih baik lag. Saya yakin bangsa lebih maju dan lebih besar bukan di perekonomian," katanya.    

Aliran Tao bukan merupakan agama yang baru kedatangannya sudah jauh dari kebersamaan agama-agama di Indonesia dibawa dari perantau-perantau Tionghoa ke Indonesia. Hal ini bisa dilihat kasat mata Tao ada di kebudayaan dalam Tao makanan. Misalkan, orang Tionghoa bawa makanan ke Indonesia selalu berhadaptafasi lagi sesuai makanan yang ada Indonesia. (dade)

Post a Comment

0 Comments