Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Warga 4 Kelurahan di Neglasari Air Tanahnya Tercemar, Sulit Dapat Air Bersih

Saat diskusi berlangsung dipadati peserta.
(Foto: Syafril Elain. TangerangNET.Com)  
NET – Warga di empat kelurahan di Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, dikeluhkan air tanah sudah tercemar oleh Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Rawa Kucing. “Saya minta tolong masalah pencemaran air tanah ini segera ditanggulangi karena warga kesulitan mendapatkan air bersih,” ujar Jailani, Sekretaris Karang Taruna Kecamatan Neglasari.

Hal itu disampaikan Jailani dalam acara  Focus Group Discussion (FGD) tentang “Format Penanggulangan Masalah Sosial di Wilayah Perkotaan” yang diselenggarakan Majelis Pengurus  Daerah Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Orda Kota Tangerang, Kamis (2/5/2016). Empat kelurahan tersebut yakni Kedauang Wetan, Kedaung Baru, Neglasari, dan Mekar Sari.

Tampil dalam acara tersebut Ahmad Jzauli sebagai Ketua ICMI Orda Kota Tangerang, Asisten II Kota Tangerang Tabrani, Prof. Sihabudin, Syarifudin dari Dinas Sosial Kota Tangerang, dan dari unsur Pemerintah Provinsi Banten.

“Ini sangat menyedihkan warga kesulitan mendapat air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Sementara air tanah sudah tidak bisa digunakan lagi karena tercemar. Air sudah bau,” ungkap Jailani.

Akibat air tanah sudah tercemar, kata Jailani, warga harus membeli air bersih. Sementara ini air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Benteng belum masuk. “Air pam baru masuk sebagian kecil. Pipa sudah terpasang tapi airnya belum mengalir,” tutur Jailani sedih.

Kesedihan Jailani semakin bertambah karena lokasi Kecamatan Neglasari berhadapan langsung Bandara Soekarno Hatta. “Kehadiran Bandara Soekarno sudah puluhan tahun tidak membawa dampak bagi warga. Maksud saya, kesejahteraan warga Neglasari tidak ada peningkatan,” ujar Jailani memaparkan.


Jailani pun dalam kesempatan tersebut, selain mengemukakan soal pencemaran juga soal kesejahteraan warga, pendidikan, dan ekonomi warga. Begitu juga mengenai pelayanan kesehatan melalui BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan.

“Warga sangat kesulitan ketika akan berobat dengan menggunakan kartu BPJS. Ketika Pak Wahidin jadi Walikota, kita berobat cukup dengan KTP (Kartu Tanda Penduduk-red) saja. Sekarang, warga ketika berobat ke rumah sakit lebih sering ditolak ketimbang dilayani,” urai Jailani.

Menanggapi keluhan warga Neglasari, Tabraini mengatakan kesedihan juga dirasakannya. “Saya juga sedih melihat warga Neglasari,” ujar Asisten II tersebut.

Tabrani menjelaskan masalah pencemaran air tanah nanti bisa ditindaklanjuti dengan Badan Lingkungan Hidup Daeah (BLHD). Soal pelayanan air bersih, perlu mendapat perhatian dari PDAM Tirta Benteng.

“Soal pendidikan masih kurang sekolah di negeri Kecamatan Neglasari, bukan suatu yang mudah. Saya berpendapat lebih baik anak-anak diberikan biaya pendidikan ketimbang membangun sekolah negeri sebanyak-banyaknya. Soal ini, saya siap berdiskusi dengan siapa pun,” tutur Tabrani. (ril)  

Post a Comment

0 Comments